Cuplik.Com - Surakarta: Volume realisasi ekspor mebel dari para eksportir di eks Keresidenan Surakarta, Jawa Tengah, selama 2008 tidak mengalami penurunan yang serius dibandingkan tahun sebelumnya. Hanya saja dari sisi nominal transaksi justru mengalami penurunan tajam, bahkan lebih dari separuh.
Demikian dikatakan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Mebel (Asmindo) Komisariat Daerah Solo Raya, David Wijaya. “Secara volume penurunannya memang tidak seberapa besar,” katanya di Surakarta, Jumat (27/2).
Dari data Asmindo, realisasi ekspor pengusaha mebel di eks Karesidenan Surakarta pada 2008 sejumlah 33.822.303,09 kilogram. Jika dibandingkan tahun sebelumnya selisihnya tidak terlampau jauh, sebab pada 2007 mereka mengekspor mebel sejumlah 37.681.120,75 kilogram.
“Namun jika dihitung nominal transaksi, selisihnya cukup jauh,” kata David Wijaya. Jika dari transaksi ekspor yang dibukukan pada 2007 lalu mereka bisa mendapatkan US$ 167,9 juta atau Rp 2,03 triliun. Namun pada 2008 mereka hanya berhasil membukukan transaksi senilai US$ 70,05 juta atau Rp 848 miliar.
Menurut David, menurunnya pendapatan ekspor mebel tersebut terjadi lantaran krisis ekonomi global yang terjadi. “Permintaan mengecil sehingga harga menjadi turun,” ucapnya. Kondisi tersebut dianggap sebagai penyebab menurunnya pendapatan para eksportir, meskipun jumlah produksi mereka tidak banyak berubah.
Hanya saja dirinya mengatakan tidak semua jenis mebel mengalami penurunan harga. “Terdapat produk-produk tertentu yang harganya benar-benar jatuh,” ungkapnya. Saat ini pihaknya sedang menginventarisir jenis-jenis mebel yang harga jual di pasaran internasional mengalami terjun bebas.
Hingga Januari tahun ini, menurut David, kondisi ekspor mebel belum banyak berubah. “Masih sama meskipun sudah menunjukkan gejala yang positif,” kata David. Katanya, saat ini para pembeli di luar negeri sudah mulai merespons penawaran yang dilakukan para eksportir. “Menurut pengalaman, sekitar April atau Mei pembeli mulai berdatangan ke Indonesia,” kata David.
Para eksportir berharap, ajang perhelatan politik pemilu mendatang dapat berjalan dengan tertib dan lancar. “Karena waktunya bertepatan dengan musimnya para pembeli datang,” katanya. Suhu politik dapat, katanya, mempengaruhi minat para pembeli untuk berkunjung ke Indonesia.