Praktik itu ialah penyebaran bahan peledak yang dikemas dalam buku akhir-akhir ini. "Dalam beberapa hari belakangan ini ketenangan dan kedamaian yang terus kita jaga dinodai oleh mereka yang tidak bertanggung jawab dengan menimbulkan keresahan di beberapa tempat," katanya dalam Dharma Santi Nasional, Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933 di Auditorium Ahmad Yani, Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (21/3/2011).
Presiden mengatakan, penyebaran bahan peledak dalam buku telah menimbulkan keresahan dan rasa saling curiga di masyarakat. Oleh karena itu semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga ke tingkat desa dan para pemuka agama harus berbuat sesuatu. "Kita tak boleh membiarkan masyarakat terus dikejar rasa ketakutan dan dihantui teror yang meresahkan seperti itu."
Presiden menambahkan, memang dalam sejarah kehidupan masyarakat di seluruh dunia, kejahatan melekat dalam perkembangan masyarakat itu sendiri. Namun, katanya, kita tidak boleh membiarkan negeri ini menjadi tanah petualangan kemurkaan dan kebencian oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. "Di samping aparat keamanan dan penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh secara profesional. Semua elemen masyarakat juga perlu berpartisipasi," katanya.
Dalam kaitan ini, Presiden melanjutkan, jajaran pemerintah dan pemuka agama serta tokoh masyarakat mesti proaktif untuk bersama-sama mencegah dan menanggulangi prilaku buruk dan jenis kejahatan teror. "Bagi manusia yang beriman dan memegang teguh nilai-nilai beragama, dalam situasi yang seringkali memunculkan sikap-sikap yang cenderung merusak, nafsu yang tidak terbendung dan tidak taat akan hukum, kita diingatkan untuk selalu mengingat aturan-aturan serta tuntunan dan jalan Tuhan," katanya.