Situs BBC Indonesia, Rabu (23/3) mengatakan, Banjir lahar dingin dan luapan material vulkanik ini disebut sebagai yang paling besar sejak Gunung Merapi meletus tahun lalu. Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kegunungapian, BPPTK, Subandriyo, mengatakan bahwa banjir lahan dingin masih akan terjadi selama musim hujan.
"Sampai saat ini dari jumlah material yang berpotensi menjadi lahar, itu baru turun sekitar 30 persen. Artinya masih ada 70 persen yang belum turun. Itu yang berpotensi menjadi lahar pada musim hujan mendatang," jelas Subandriyo. Adapun musim hujan, diperkirakan masih akan berlangsung sampai April. "Tetapi intensitas hujan tidak setinggi sebelumnya. Jadi dalam waktu dekat, tidak ada ancaman yang besar," tuturnya.
Akibat banjir lahar dingin ini, ratusan orang yang tinggal di dekat aliran sungai harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Namun, sebagian besar dari mereka menolak tinggal di tempat pengungsian dan memilih kembali ke rumahnya setelah banjir itu surut.
Pemerintah sejauh ini sudah membangun tanggul darurat di sepanjang alur Sungai Putih di Kabupaten Magelang, tetapi sebagian warga menuntut agar tanggul itu lebih dibuat permanen, kuat, dan lebih tinggi.