WASHINGTON, KAMIS - Presiden Amerika Serikat Barack Obama berencana menarik sebagian besar tentara AS di Irak pada akhir Agustus 2010. Namun, Obama menyisakan antara 35.000-50.000 tentara di Irak hingga tahun 2011 untuk melindungi kepentingan AS dan Irak.
Rentang waktu penarikan pasukan itu berlangsung selama 19 bulan, tiga bulan lebih lama dari yang dijanjikan Obama semasa kampanye presiden, yaitu 16 bulan sejak dia menjabat presiden. Saat ini ada sekitar 142.000 tentara AS di Irak.
Dalam pertemuan tertutup dengan pemimpin Partai Demokrat dan Partai Republik, Kamis malam, Obama mengatakan bahwa sisa pasukan AS akan membantu pasukan Irak untuk menggelar operasi kontraterorisme terbatas. Obama akan mengumumkan rencana ini di Camp Lejeune, sebuah pangkalan Korps Marinir, di North Carolina, Jumat (27/2) waktu setempat.
Sejumlah anggota Partai Demokrat menggugat jumlah dan misi sisa tentara AS di Irak. ”Saat mereka mengatakan 50.000 (tentara), itu lebih banyak dari yang saya perkirakan,” kata Ketua Mayoritas Senat Harry Reid.
Menteri Pertahanan Robert Gates mengatakan, alasan menyisakan tentara di Irak setelah perang selesai terfokus pada misi kontraterorisme, pelatihan, pemberian nasihat, pendampingan, dan hal-hal semacam itu.
Di bawah Kesepakatan Status Pasukan (SOFA) yang ditandatangani semasa pemerintahan mantan Presiden George W Bush dengan Pemerintah Irak tahun lalu, seluruh pasukan AS harus keluar dari Irak akhir tahun 2011.
Rapuh
Jenderal Ray Odierno, Komandan Pasukan AS di Irak, dan Jenderal David Petraeus, pemimpin Komando Pusat AS, lebih memilih penarikan pasukan dalam waktu 23 bulan. Keduanya memperingatkan bahwa Irak masih rapuh. Keamanan yang sudah tercipta di Irak selama 1,5 tahun akan mengalami kemunduran apabila tentara AS mundur terlalu cepat.
Anggota House of Representatives (DPR) dari Partai Republik, John McHugh, mengatakan, Obama telah berjanji untuk meninjau kembali rencana penarikan pasukan AS apabila situasi keamanan memburuk. ”Dia (Obama) menjamin akan meninjau rencana itu jika kekerasan (di Irak) meningkat,” katanya.
Menurut McHugh, Irak menghadapi tantangan besar tahun 2009, salah satunya adalah pemilu parlemen pada bulan Desember. ”Para komandan harus memiliki fleksibilitas yang diperlukan guna merespons tantangan itu. Presiden Obama meyakinkan saya bahwa ada ’rencana B’,” ujar McHugh.