Ada dugaan, fosil tersebut merupakan fosil binatang yang ratusan tahun silam menghuni goa tersebut. Kini fosil tersebut dikumpulkan penambang dimasukkan dalam dua karung.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, penemuan fosil tersebut berawal salah seorang penggali batu phospat, Parijo (37), sedang menggali batu di dalam goa. Penggali phospat asal Desa Guoterus, Kecamatan Montong, Tuban itu tak menyangka kalau serakan tulang yang telah menjadi bebatuan itu adalah fosil.
Begitu memasuki goa, sekira kedalaman satu meter, dia menemukan tulang yang sudah berwarna hitam. Setelah ditelusuri ternyata tulang belulangnya makin banyak. Penasaran dengan penemuannya itu kemudian ia melanjutkan untuk masuk bersama teman-temannya masuk goa lebih dalam.
Ketika lebih dalam ke lorong goa, ternyata di balik bongkahan bebatuan banyak tulang belulang yang terpendam. Tulang tersebuut sudah terpendam di dalam tanah lorong goa yang oleh wargha setempat dianggap goa tua.
"Tidak tahu Mas, apakah ini tulang manusia atau binatang. Kan sudah bercampur gini, tapi melihat bentuknya yang sudah seperti batu hitam perkiraan saya ini sudah ratusan tahun," kata Parijo, saat ditemui wartawan di goa setempat, Sabtu (9/4/2011).
Temuan tersebut mengundang perhatian warga sekitar. Warga pun mulai mendatangi lokasi yang sudah lama dianggap goa angker tersebut.