Dewan universitas yang dipimpin oleh Presiden Bakri Assas telah membuat proposal kepada Dewan Pendidikan Tinggi agar menyetujui rencana pendirian perusahaan untuk Makkah Techno Valley.
Nabeel Koshak, Wakil Presiden untuk Bisnis dan Inovasi, mengatakan proyek ini bertujuan untuk memfasilitasi transisi Kerajaan menuju ekonomi berbasis pengetahuan dengan membangun kemitraan antara riset, lembaga bisnis dan investor. "Proyek ini juga bertujuan untuk mengembangkan teknologi yang berkaitan dengan pelayanan haji dan umrah, seperti teknologi komunikasi dan sistem informasi geografis," kata Koshak, Sabtu (9/4).
Tujuan utama lainnya adalah untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari proyek-proyek penelitian universitas dan mentransformasi penemuan teknologi menjadi produk komersial. Langkah tersebut juga akan berkontribusi untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi mahasiswa Ummul Qura.
Menurut Koshak, proyek ini akan membantu memfasilitasi transfer teknologi modern untuk kerajaan dan mahasiswa serta dosen dalam mencapai keahlian. Perusahaan baru ini akan membangun inkubator teknologi dan berinvestasi di berbagai proyek pengetahuan berbasis ekonomi dan industri.
Langkah untuk mendirikan lembah techno di Ummul Qura muncul setelah keberhasilan yang dicapai oleh King Saud University (KSU) yang mendirikan proyek serupa. Sejumlah proyek baru telah dilakukan di Riyadh Techno Valley termasuk di kampus Raja Abdullah Institute for Nanotechnology.
KSU juga membangun Prince Sultan Advanced Technologies Research Institute dan Prince Naif Center for Health Science Research. KSU kini memiliki lebih dari 100 peneliti, yang dibiayai oleh individu maupun lembaga dan telah mendapatkan dana sumbangan hingga 3 miliar riyal Saudi untuk membiayai proyek-proyek pendidikan.