Festival Film Solo (FFS) Gunakan Keris Sebagai Trofi

Cuplik.Com - Solo - Festival Film Solo (FFS) bukan hanya peduli terhadap masa depan film fiksi pendek di Indonesia, namun juga peduli terhadap budaya. Hal ini ditunjukkan dengan digunakannya keris sebagai trofi untuk dua kategori yang akan dilombakan.

Berdasarkan penuturan, Direktur FFS, Ricas CWU, Selasa (3/5) digunakannya keris adalah wujud penghargaan dan kepedulian Festival Film Solo terhadap warisan budaya yang sudah dikukuhkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia.

“Nama kategori Ladrang dan Gayaman memang kita ambil dari jenis keris yang ada. Maka dari itu trofi yang akan diberikan di Festival Film Solo, juga akan berbentuk keris,” paparnya.

Ricas menambahkan, hal ini sekaligus sebagai wujud nyata bahwa pada dasarnya keris bukan hanya dianggap sebagai senjata semata, namun bisa digunakan sebagai penghargaan.

“Saya rasa ada ketakutan akan mistis yang terkandung didalam keris serta saaat ini keris sudah mulai ditinggalkan remaja. Untuk itu kita berharap bahwa dengan mengangkat keris, orang muda mau melirik kembali keris yang sudah menjadi warisan budaya kita,” tegasnya.

Yohanes Yantono, sang pembuat keris untuk Ladrang Award dan Gayaman Award FFS 2011, ditemui di kediamannya, Selasa (3/5) mengaku sangat gembira. Baginya hal ini adalah terobosan baru untuk kembali menghidupkan geliat perkerisan ditanah air.

“Tentunya saya sangat senang. Seperti yang terjadi di luar negeri, benda pusaka bisa diapresiasi dengan luar biasa. Begitu pula di Indonesia, saya harap keris pun juga bisa diapresiasi dengan baik oleh masyarakatnya sendiri,” tukasnya.

Yantono berharap lewat ajang Festival Film Solo, semakin mengangkat citra keris dan mendekatkan keris pada orang muda.

Sementara itu, Juri FFS Seno Gumira Ajidarma, Swastika Nohara, Joko Anwar, Ajish Dibyo, Veronika Kusumaryati, dan Arfan Adhi Perdana dijadwalkan akan melihat 9 nominasi film pada tanggal 5 Mei 2011, di Gedung Kesenian Solo.