Pria 62 tahun tersebut ditangkap di Bandara Internasional John F. Kennedy saat akan menumpang pesawat Air France, Sabtu sore (14/5) waktu setempat. Aparat yang menangkapnya berasal dari Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, lalu diserahkan kepada Kepolisian New York.
''Kini kasusnya tengah kami dalami,'' terang Juru Bicara Kepolisian New York Paul J Browne. Pasal yang dikenakan adalah percobaan pemerkosaan, termasuk pelecehan seksual.
Pengacaranya, Benjamin Brafman, tidak menjawab pertanyaan Associated Press yang dilakukan melalui telepon maupun surat elektronik. ''Kami belum bisa menemui klien kami dan mungkin besok (hari ini) akan ada keterangan dari kami,'' terang Brafman kepada New York Times, Sabtu malam (14/5).
Prancis langsung gempar dengan kabar penangkapan tersebut dan berada dalam situasi waspada. Sejumlah pengamat mempertanyakan adanya kemungkinan insiden tersebut menjadi bagian dari kampanye fitnah yang dilancarkan oleh incumbent Presiden Nicolas Sarkozy, rival utamanya dalam pemilu presiden mendatang. Kecurigaan tersebut diungkapkan bersama data sejumlah poling yang menunjukkan bahwa Sarkozy semakin tidak populer.
''Ini adalah persoalan besar yang sulit diatasi olehnya (Kahn),'' ujar Dominique Paille, rival politik Strauss Kahn di partai sayap kiri tengah, kepada televisi lokal.
''(Kasus) ini sama sekali tidak masuk akal. Tapi jika terbukti benar, ini adalah momen bersejarah untuk kehidupan politik Prancis, tapi dalam sisi negatif,'' tambah Paille. ''Karena itu kami berharap semua pihak menghormati praduga tak bersalah. Bahkan saya tidak bisa memercayai insiden ini,'' tandasnya.
Kepolisian New York menjelaskan, insiden pencabulan tersebut terjadi saat korban, wanita 32 tahun, memasuki kamar mewah tempat Kahn mengindap di Sofitel Hotel tak jauh dari Taimes Square, Manhattan sekitar pukul 13:00 Sabtu (14/5). Dia diminta memberishkan kamar luas senilai USD 3000 (Rp 25 juta) per malam itu. Namun dia menemukan bahwa kamar tersebut kosong.
Menurut keterangan yang diberikan sang korban kepada polisi, Strauss Kahn tiba-tiba keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang. Kahn kemudian mengejarnya dan mendorongnya ke atas tempat tidur. Disanalah terjadi upaya perkosaan.
Namun sang korban melawan dan Kahn mendorongnya ke dalam kamar mandi. Wanita 32 tahun itu dipaksa melakukan oral seks dan Kahn mencoba melepaskan pakaian dalamnya. Wanita tersebut berhasil melawan lagi dan meloloskan diri dari kamar Kahn. Dia lalu melaporkan kejadian itu kepada staf hotel yang kemudian menelpon polisi.
Ketika polisi datang beberapa saat kemudian, Strauss Kahn sudah meninggalkan hotel. Telepon selulernya tertinggal di kamar. ''Sepertinya dia pergi dengan tergesa-gesa,'' terang Browne.
Polisi New York menemukan Kahn di bandara dan mengontak petugas Otoritas Bandara. Mereka lalu mencokok Kahan dari penerbangan kelas satu Air France dan baru saja meninggalkan ruang tunggu.
Korban dibawa polisi ke rumah sakit dan dirawat akibat mengalami luka ringan. Juru Bicara Hotel Sofitel menyatakan, stafnya siap bekerja sama dengan aparat dalam proses penyelidikan. Strauss-Kahn, ayah empat anak tersebut pernah diperiksa terkait dugaan perselingkuhan dengan seorang pekerja rendahan pada 2008.