KPK Siap Dilaporkan Panda Nababan

Cuplik.Com - JAKARTA - Terkait dengan sikap yang tidak profesional keempat JPU dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tersangka kasus cek perjalanan Bank Indonesia Panda Nababan, melaporkan eks Direktur Penuntutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Fery Wibisono ke Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan.

Untuk menyikapi langkah Panda tersebut, KPK enggan berkomentar banyak. Melalui juru bicaranya Johan Budi menegaskan, langkah tersebut adalah hak Panda sebagai warga negara.

"Tentu haknya Panda sebagai warga negara apabila dalam proses ini tidak sesuai dan menyangkut personel Kejaksaan Agaung. Tentu kita tunggu proses di Kejaksaan Agung bagaimana menilai proses yang dilaporkan Panda," kata Johan Budi, Selasa (7/6/2011).

Menurut Johan, selama ini KPK selalu bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam mengusut kasus yang melibatkan anggota Komisi III DPR itu. "Kita tidak bisa membatasi upaya hukum lain apabila menurut yang bersangkutan belum tepat," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, tim pengacara dari terdakwa kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Panda Nababan menyambangi kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) pagi tadi.

Maksud dan tujuan kedatangan mereka ialah untuk mengadukan kinerja dan perilaku mantan Direktur Penuntutan KPK, Fery Wibisono dan 4 orang Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni Mochamad Rum, Riyono, Siswanto dan Andi Suharlis yang menangani kasus tersebut.

"Tujuan kedatangan kami atas permintaan klien kami pak Panda beliau membuat laporan kepada Jamwas terhadap sikap yang tidak profesional JPU dan Dirtut di KPK, beliau sebenarnya mau menyampaikan langsung, tapi karena sedang berada di LP jadi kami diutus. Ketidakprofesionalan JPU terlihat dari tingkat penyidikan, faktanya di rekayasa," kata salah satu pengacara Panda, Juniver Girsang di Kejagung, Jalan Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2011).

Tim advokat Panda ini yang terdiri dari Juniver Girsang, Luhut Pangaribuan, dan Abdul Hakim Garuda Nusantara. Mereka tiba di Kejagung sekira pukul 10.00 WIB.

Lebih lanjut Juniver menjelaskan, selama dalam persidangan tidak ada fakta menunjukkan Panda sebagai ketua pemenangan Miranda Swaray Goeltom dalam pemilihan DGS BI. Dalam dakwaan Panda disebut mendapat bagian 29 lembar TC BII senilai Rp1,450 miliar.