"kejadian ini di karenakan BBM bersubsidi di batasin stok dari pertamina nya, dan permintaan dari konsumen sangat meningkat sehingga stok yang ada kehabisan,sedangkan kami stok nya dibatasi oleh pertamina", ujar Susanto salah satu pegawai SPBU di Indramayu.
Kelangkaan itu mengakibatkan antrian panjang dari pengguna premium yang ingin mendapatkan guna keperluan sehari-hari,atau juga jerigen yang berjajar rapi dari para penjual bensin eceran yang mengantri.
"saya sudah mengantri sejak subuh ,tapi saya belum mendapatkan bensin karena masih menunggu antrian yang sangat panjang ini", ujar Pak Toni kepada tim cuplik.com.
"walaupun kami mendapat bensin nya tapi pembeliannya pun di batasi oleh pihak SPBU", tambahnya.
Selain itu, kelangkaan BBM mengakibatkan harga bensin eceran melambung tinggi berkisar antara Rp6.000 hingga Rp.8.000 per-liternya.
Bukan itu saja, yang menjadi persoalan, perekonomian pun menjadi tersendat, banyak para pengguna kendaraan mengeluhkan akan kejadiaan ini, begitupun dari kalangan petani yang sedang menghadapi musim kemarau guna untuk keperluan pengairan sawah mereka, juga para pengusaha bengkel pun mengeluhkan akan kejadiaan serupa, karena mesin-mesin yang di gunakan untuk mereka bekerja, tidak dapat beroperasi.
Namun pihak pertamina Indramayu enggan berkomentar atas kejadiaan ini.