Mustarih, salah seorang nelayan di Indramayu kepada wartawan, Jumat mengatakan, cuaca sepekan terakhir diperairan laut utara Indramayu kurang bersahabat, gelombang di bibir pantai bisa mencapai kurang dari dua meter.
Sementara gelombang tinggi di tengah laut diperkirakan kurang dari empat meter, ukuran perahu tradisional tidak kuat untuk menahan gelombang tersebut.
Menurut dia, hantaman tingginya gelombang itu sangat membahayakan nelayan. Diamenyebutkan, hasil tangkapan nelayan turun akibat gelombang tinggi. Meski harga ikan laut kini naik,namun biaya melaut belum terpenuhi karena ikan yang didaratkan terbatas.
Manager TPI Glayem Kabupaten Indramayu Dedy Aryanto mengungkapkan, cuaca di perairan Indramayu sulit ditentukan. Keadaan itu mempengaruhi pendaratan ikan, sehingga produksi ikan di TPI Glayem menurun.
Dia menyebutkan, transaksi normal di TPI bisa Rp30 juta hingga Rp40 juta per hari.Namun, pada pendaratan Kamis (21/7) lalu,hanya terjadi transaksi kurang dari Rp7 juta.
Dirinya berharap, cuaca di perairan Indramayu segera membaik agar nelayan bisa melaut dengan nyaman dan aman, sehingga produksi ikan nelayan setempat bisa diandalkan untuk pasokan ikan lokal.
Bang Jaya, salah seorang pedagang ikan di Indramayu, mengaku, hasil tangkapan sejumlah nelayan tradisional di perairan laut utara Indramayu kini menurun. Sementara permintaan ikan laut menjelang bulan Ramadan cukup tinggi.