"Kemudian persoalan ini menjadi lbh lucu ketika demokrat melempar issue bahwa ada yg menyetir, janganlah kemudian partainya yg punya persoalan tapi menyalahkan org lain, ini contoh yg tdk baik," papar Ketua Umum Partai NasDem Patrice Rio Capella, Sabtu (20/8).
Justru baginya kasus Nazaruddin ini harusnya fokus pada temuan awal, bahwa Nazar sudah mengungkapkan semua nama-nama yang terlibat, harusnya merekalah diperiksa terlebih dahulu, agar kasus ini jelas dan terarah.
"Kalau mau diperiksa, kenapa tidak Anas, atau anggelina dan lain-lain yang terlibat dalam urusan suap menyuap yang pernah diungkap Nazar," jelasnya.
Ia juga mempertanyakan, dari awal sebagai Pembina Partai Demokrat (SBY), tentunya paham posisi Nazaruddin waktu itu Wabendum Demokrat, dan SBY jelas tahu Nazar mendapatkan proyek senilai 8 triliun itu.
Sementara soal kasus istri Nazaruddin yang waktunya sangat jauh terjadi pada tahun 2008, menurutnya sangat tidak nyambung dan wajar jika publik timbul pertanyaan, karena kasus yang sudah lama itu tentunya sudah ada penyerahan laporan.
"Rentang waktu yg panjang ini, tentu proyeknya sudah serah terima, dan kalaupun ada masalah, tentu yang diperiksa duluan adalah PPATK, Pimpro, Pengawas, atau Penanggung jawab proyek yang diperiksa dulu. tidak ujuk-ujuk dikaitkan, kemudian tanpa kejelasan menjadi tersangka," jelasnya.
Sehingga kemudian prasangka publik terhadap Neneng menjadi banyak prasangka, "bahwa istri nazaruddin menjadi alat untuk membungkam Nazar, bisa menjadi benar. Ingat bahwa persoalan-persoalan ini tidak bisa terlepas dari persepsi publik," tandasnya.