Fungsi minyak goreng
Sebenarnya dari segi gizi, antara minyak goreng yang satu dengan yang lainnya tak ada perbedaan yang mencolok. Hanya bahan dasarnya yang berbeda, seperti dari bunga matahari, kacang kedelai, kacang tanah, kelapa atau kelapa sawit. Meskipun berbeda bahan dasar, semua minyak goreng memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai pengantar panas untuk mematangkan makanan.
Omega 3 & 9
Patut diketahui bahwa secara alami minyak goreng tidak mengandung omega 3 karena sumber omega 3 adalah hewan. Jika senyawa ini ditambahkan dalam proses pembuatan minyak goreng, hampir dipastikan tak ada menfaatnya sama sekali bagi tubuh. Mengapa? Karena jumlah minyak goreng yang kita konsumsi setiap hari sangat sedikit. Sedangkan omega 9 atau asam oleat adalah bagian dari minyak yang berbentuk cair yang disebut olein. Jadi, kalau dikatakan minyak goreng mengandung omega 9, memang benar. Bahkan istilahnya yang sebetulnya bukan "mengandung", karena olein adalah omega 9.
Penyaringan dua kali
Selama ini, minyak goreng yang paling sering digunakan adalah minyak goreng yang berbahan dasar kelapa sawit. Pada proses pembuatan minyak goreng dari kelapa sawit, ada dua fase yang berbeda, yaitu fase padat dan fase cair. Jenis yang padat disebut stearin dengan nama asam lemak yaitu stearat. Sementara, bagian dari minyak yang berbentuk cair disebut olein dan nama asam lemak yaitu asam oleat atau omega 9. Proses penyaringan dua kali adalah sebutan untuk menjelaskan pemisahan minyak fase padat dari fase cair tadi. Jadi agar stearinnya tidak terbawa, dilakukanlah double fractination atau penyaringan dua kali. Jika hanya satu kali, terkadang minyak tersebut masih bisa membeku, tak akan ada minyak goreng "tidur", meskipun minyak itu disimpan di dalam lemari es. Minyak goreng yang membeku atau tidur tidaklah berbahaya dan sama sekali tidak berpengaruh pada kesehatan. Justru minyak goreng yang mengalami dua kali pernyaringan akan lebih mahal harganya karena biaya produksinya berlipat.
Minyak goreng berkolesterol & nonkolesterol
Minyak goreng berbahan dasar tanaman seperti sawit, kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, atau biji bunga matahari pasti tidak mengandung kolesterol. Tapi jika minyak gorengnya dibuat dari bahan hewani, seperti lemak kambing atau lemak sapi yang dikenal dengan sebutan minyak samin, barulah mengandung kolesterol.
Mengandung vitamin
Benar bahwa minyak goreng mengandung vitamin A, D, dan E. Namun, yang patut dimengerti adalah karena fungsi minyak goreng sebagai penghantar panas, vitamin-vitamin yang ada dalam minyak itu akan hilang/rusak dalam proses penggorengan. Kalaupun vitamin tersebut ditambahkan pada saat produksi, tetap saja percuma. Sebab saat dipakai untuk menggoreng, vitamin-vitamin tersebut tetap akan hilang/rusak juga.
Untuk memilih minyak goreng dan mulai menggoreng, ikuti beberapa langkah berikut:
- Baca label dengan teliti. Hindari produk pangan yang mengandung lemak terlalu tinggi, terutama lemak atau minyak jenuh dan terhidrogenasi (hydrogenated oil).
- Simpanlah minyak goreng atau lemak pada tempat yang sejuk dan gelap. Perlu diingat, panas dan cahaya mempercepat proses kerusakan minyak dan lemak. Untuk itu, Anda dapat menyimpan minyak atau lemak di dalam lemari es.
- Jangan tambah lagi minyak dalam diet Anda. Kemungkinannya adalah bahwa Anda telah memperoleh cukup lemak dari makanan yang Anda konsumsi sehari-hari. Kalau memungkinkan, gunakan jenis-jenis minyak seperti minyak olive, minyak canola, minyak bunga matahari ditambahkan dengan asam cuka atau jus jeruk lemon.
- Jika Anda temukan resep yang memerlukan mentega keras atau minyak sapi, maka gantilah dengan minyak olein sawit, minyak canola, atau minya biji bunga matahari.
- Panaskan minyak terlebih dulu sebelum dimasukkan bahan pangan yang akan di goreng. Jika menggoreng dengan teknik "oseng-oseng" (stir-fryng), gunakan penggoreng yang tidak lengket (non-stick pan) dan tambahkan hanya sedikit minyak (3 atau 4 sendok teh). Jangan gunakan minyak yang telah digunakan berkali-kali (suhu terlalu tinggi, waktu terlalu lama, atau pun penggunaan minyak jelantah).