Salah satu kasus dirilis media, Selasa (13/9), tentang perilaku anak seorang jenderal militer dan anak seorang elite politik Partai Komunis, partai berkuasa. Mereka, orangtuanya, juga keluarga pejabat dan kaya menjadi sasaran kemarahan publik setelah sebuah insiden di Beijing.
Pekan lalu, Li Tianyi, remaja putra Jenderal Li Shuangjiang, petinggi di Tentara Pembebasan Rakyat China, mengendarai mobil BMW. Seorang lain, putri seusianya, Su Nam, anak elite politik terkenal Partai Komunis, juga mengendarai mobil mewah lainnya. Mereka lalu keluar dari mobil dan mengeroyok pasangan lain di satu mobil lain.
Anak petinggi militer dan elite politik itu lalu berteriak, "Siapa berani menelepon 110?" 110 adalah nomor darurat yang biasa digunakan untuk memanggil polisi. Media melaporkan, sejak itu, publik China marah besar kepada keluarga kaya dan elite politik akibat arogansi anak-anaknya.
Li Senior dan Yunior itu telah menjadi sasaran kemarahan terbaru masyarakat China. Bahwa putra dan putri elite Partai Komunis China telah merendahkan hukum karena mereka memiliki status istimewa.
"Bagaimana seorang anak kecil menjadi begitu congkak, sungguh tidak masuk akal," komentar Pu Zhenghuan dalam sina.com, situs microblog terpopuler di China. "Kamu mempunyai seorang ayah yang amat berkuasa, oleh karena itukah kamu bisa berbuat sesuatu sesukamu? Tak seorang pun berani menelepon polisi," kata Hong Can di situs yang sama.
Tahun lalu, seorang pria berusia 22 tahun divonis enam tahun penjara setelah melabrak seorang mahasiswa di satu universitas di China utara dan meneriakkan, "Lawan saya jika kamu berani. Ayah saya Li Gang." Ia lalu ditangkap dan dihukum setelah terjadi aksi protes di situs internet yang dimotori para mahasiswa perguruan tersebut.
Li Gang adalah wakil kepala polisi wilayah itu. Peringatan dari anaknya itu menjadi sebuah gerakan luas masyarakat untuk melawan keluarga kaya dan berkuasa. Tianyi, remaja berusia 15 tahun, sebenarnya tidak mempunyai surat izin mengemudi, seperti diberitakan Beijing News.
Sedangkan rekannya, Su Nam, mengendarai mobil bernomor pelat khusus untuk kalangan terbatas, tetapi palsu, seperti dilaporkan beberapa media. Kedua remaja itu kemudian ditangkap oleh polisi dengan tuduhan "menyulut masalah".
Banyak komentar di online, mendesak aparat agar menjatuhkan hukuman berat kepada keduanya. Para pejalan kaki dan pengendara lain di Beijing sering kesal dengan para pengendara mobil mewah milik pejabat tinggi dan orang kaya.