Analis industri yang berkumpul di The Intellect Annual Regent Conference 2009 di London memprediksikan krisis ekonomi akan memaksa semua perusahaan mencari teknologi alternatif, dan berusaha memotong biaya. Oleh karena itu akan terjadi peralihan secara besar-besaran ke solusi open source.
Teknologi open source mampu menyediakan value for money lebih tinggi. Hal ini dinilai sejalan dengan upaya perusahaan yang sedang berjuang untuk terus mendapatkan cashflow.
The Intellect Annual Regent Conference 2009 juga memprediksikan kekuatan Microsoft yang dibangun Bill Gates selama beberapa periode ke depan akan melemah. Semua model bisnis yang dijalankan Microsoft akan terancam krisis global.
Vendor software besar lain termasuk SAP dan Oracle jika tidak bersiap-siap untuk berubah, akan seperti dinosaurus yang menghadapi kepunahan. Periode sekarang menjadi rawan bagi Microsoft sebagai katalis peralihan secara besar-besaran ke open source.
Managing Direktur Oracle Indonesia Adi Rusli menilai, software open source bukan ancaman bagi produk database Oracle. Pasalnya perusahaan akan lebih memikirkan bisnis jangka panjang.
Perusahaan merasa lebih aman jika menggunakan software dengan dukungan yang jelas. “Kalau open source tidak ada kejelasan mengenai kontinuitasnya, maka akan terjadi masalah jika pengembangan dihentikan,” katanya.
Adi mengatakan Oracle sangat memperhatikan dukungan produk karena sebagian besar karyawan adalah programer. Selain itu Oracle juga berpartisipasi di open souce dimana aplikasi Oracle juga berjalan diplatform Linux. Selain itu, Oracle juga membuat sistem operasi berbasiskan Linux.
Adi mengatakan bisnis Oracle di Indonesia ditopang perusahaan skala menengah. Sementara pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekitar 50% adalah dari UKM. Meskipun ekonomi kurang mendukung, tapi perusahaan Indonesia mungkin saja terus melakukan investasi TI pada tahun ini.
“Banyak yang memprediksikan ekonomi tidak tumbuh, tapi ada perusahaan yang melakukan konsolidasi ke dalam dan tetap melakukan investasi. Jika bisnis kembali booming maka perusahaan tidak akan terlambat,” katanya.
Pedekatan berbeda dilakukan Microsoft terhadap open source. Microsoft menggandeng lembaga pendidikan dengan membangun laboratorium Open Source Interoperability Laboratory (OSIL). Upaya ini agar aplikasi-aplikasi open source dapat bekerja sama dengan produk atau teknologi Microsoft.
Platform Strategy Manager Business Marketing Organizations Microsoft Irving Hutagalung mengatakan Microsoft berkepentingan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan komunitas dan open source. “Bila kita tidak bekerja sama dengan mereka, kami akan rugi sendiri,” ujarnya.
Ia menambahkan Microsoft sudah beberapa kali bekerja sama dengan komunitas open source. Secara global, kata Irving, Microsoft merupakan mitra utama Apache Foundation. Di Indonesia, Microsoft juga telah tiga kali menjadi sponsor acara komunitas PHP Developer Day.
Saat ini software open source telah digunakan untuk segala hal, mulai dari ponsel Motorola, robot Mitsubishi, server eBay hingga super komputer NASA yang menjalankan simulasi pesawat ruang angkasa. Linux saat ini telah menjadi pesaing paling berat, dari yang pernah dihadapi Microsoft.
Untuk pasar server, International Data Corporation (IDC) memperkirakan Linux akan naik di atas 30% dan memakan profit margin Microsoft. Linux benar-benar telah menjadi tantangan berat bagi Microsoft dan bukan hanya sebagai alternatif. Microsoft juga dipaksa memberikan diskon untuk menghindari kehilangan penjualan lebih besar lagi.
Survei yaang dilakukan Forrester Research Inc (FORR ) terhadap user bisnis lebih dari separuhnya mengganti server Windows dengan Linux. Untuk desktop penyerapan Linux menurut IDC terjadi kenaikan dua kali lipat. IDC menghitung total pasar perangkat Linux dan software mencapai US$ 35,7 miliar pada 2008.