Naiknya harga gabah di pasaran ini karena semakin menipisnya gabah yang dimiliki petani. Apalagi, saat ini panen raya baru akan terjadi pada Maret 2012. "Gabah yang kami jual merupakan gabah-gabah yang masih tersisa di gudang.
Selebihnya telah dijual kepada tengkulak," kata Tarya, 53, petani asal Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung. Tingginya harga jual gabah juga dimanfaatkan oleh sejumlah tengkulak untuk mendapatkan keuntungan besar.
Petani mengaku tidak memiliki stok gabah dengan jumlah besar karena hampir sebagian besar gabah hasil panen telah dilepas di pasaran sejak Juli hingga Agustus lalu."Meski harga gabah sedang naik, tapi petani tidak mendapatkan untung yang besar,"katanya.
Mereka melepas gabah ke pasaran, untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Bahkan, spekulan yang memiliki stok gabah dengan jumlah besar di masing-masing gudang, memilih melepas gabah ke pasaran dengan jumlah yang dibatasi.
Hal itu dilakukan untukmelihathargagabahyang tengah naik. Ketua Wahana Masyarakat Tani Nelayan Indonesia (WAMTI) Kabupaten Indramayu Wawan Sugiarto mengatakan, kenaikan harga gabah di pasaran tidak terlepas dari musim kemarau yang terjadi.
Areal pertanian yang mengalami gagal panen alias puso, membuat stok gabah juga semakin menipis."Harga gabah akan semakin tinggi menjelang akhir tahun nanti.
Apalagi produksi pertanian akan mengalami penurunan akibat kekeringan," katanya. Pada September ini, 3.873 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan.
Areal pertanian yang mengalami dampak kekeringan tersebar di enam kecamatan yakni Kecamatan Krangkeng, Balongan, Indramayu, Cantigi, Arahan, dan Losarang.
Wawan juga mengatakan, harga jual gabah juga berimbas pada kenaikan harga beras di pasaran.Harga beras IR 64 di sejumlah toko besar kini sebesar Rp8.700 per kilogram.