"(Tim SAR) SDM kurang, secara kualitas dan kuantitas," Ujar Anggota Komisi V DPR RI (yang membidangi masalah Perhubungan, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal, Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), Muhammad Toha, Sabtu (1/10/11).
Selain itu, menurutnya kejadian yang menyedihkan itu akibat lalainya pemerintah dalam melakukan pengawasan dan tidak sigapnya tim SAR Indonesia. Muhammad Toha juga menilai bahwa peralatan yang disediakan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) kurang begitu canggih, mengingat kawasan Indonesia banyak tempat-tempat yang sulit terjangkau dengan peralatan biasa.
"Pengawasan oleh pemerintah kurang maksimal. Perlu reposisi atau penambahan tim SAR beserta peralatannya di daerah paling rawan bencana atau kawasan rentan kecelakaan. Sinergi SAR atau kerjasama lintas sektoral patut dievaluasi." paparnya.
Sebelumnya diberitakan, tidak ada penumpang yang selamat atas jatuhnya pesawat CASA 212-200 milik PT Nusantara Buana Air (NBA) yang mengangkut 18 penumpang, diantaranya 10 orang dewasa, 4 anak-anak, dan 4 kru Jatuh di koordinat 03 derajat 23 menit knot, wilayah Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Take off dari Bandara Polonia Medan, pukul 07.00 WIB, seharusnya sejam kemudian, pesawat telah mendarat di Kutacane.