Kejagung Alihkan Isu Kasus Korupsi Menpora

Cuplik.Com - Jakarta - Pernyataan Kejaksaan Agung (kejagung) yang mengumumkan adanya tersangka Ketua KPU Abdul Hafidz Anshary secara tiba-tiba, menimbulkan tanya besar di publik, padahal SPDP sudah terbit sejak 15 Agustus 2011, hal itu dianggap sebagai pengalihan isu atas kasus dugaan korupsi Kemenpora dan pengesahan RUU Intelijen, .

"Memang kelihatan ganjil, padahal SPDP sudah terbit sejak 15 Agustus di Kejagung sendiri statusnya sudah P16. Ada motif apa pada rilis Kejagung, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba. Tidak dapat dipungkiri akhirnya menimbulkan spekulasi di publik mengenai adanya pengalihan isu dari UU Intelejen atau mungkin pemeriksaan Menpora, karena waktunya bersamaan," jelas Politisi PKS, Abu Bakar al-Habsyi, Jakarta, Rabu (12/10/11).

Menurut Abu, bila diperhatikan kasus yang menimpa terkait mafia pemilu, seperti yang dilakukan komisioner lain masih berputar-putar, hingga sampai saat ini Polri masih enggan memeriksa Andi Nurpati, apalagi menetapkannya sebagai tersangka.

"Publik sangat paham bila duo Andi ini (Andi Mallarangeng dan Andi Nurpati -red) merupakan petinggi partai penguasa (Demokrat), sedangkan Prof. AHA (Ketua KPU Abdul Hafidz) bukan siapa-siapa. Karenanya hal ini mendorong timbulnya spekulasi tersebut," paparnya.

Namun, bagi Abu Bakar, tidak menjadi masalah adanyua status tersangka atas Ketua KPU tersebut, asalkan Polri dan Kejagung harus mengusut tuntas Andi Nurpati yang jelas-jelas melakukan kesalahan, begitupun dengan yang lainnya.

"Munculnya Prof. AHA sebagai tersangka akan mendorong polri untuk memeriksa peran Andi Nurpati dalam persoalan mafia pemilu. Semoga tidak lagi ada orang lain yang dikorbankan, untuk menyelamatkan pihak tertentu," tandasnya.