"Ini merupakan upaya untuk menggulingkan pemerintah yang berkuasa atau kudeta," ujar Kepala Biro Luar Negeri Sudan Abdul Mun'im Assunni di Hotel Sultan, Jl Sudirman, Jakarta, Kamis (5/3/2009) malam.
Menurut Abdul, pemerintah Sudan saat ini sudah menciptakan iklim perekonomian yang cukup baik. Jika Presiden Omar tetap berkuasa, maka dikhawatirkan akan mengancam negara-negara barat.
"Pemerintah sekarang punya orientasi ke Islam yang sangat kuat juga," tambahnya.
Abdul juga menyangkal semua dakwaan ICC tentang kejahatan kemanusiaan yang dilakukan presiden Omar. Isu pembantaian yang dilontarkan merupakan bentuk ketidaksukaan terhadap perkembangan Sudan.
"Saya mengaku pada tahun 50-an, di wilayah Darfur, terjadi krisis. Sering terjadi pertempuran antara kabilah-kabilah. Tapi sejak tahun 2004, ketika pemerintah yang sekrang berkuasa, sudah tidak ada lagi permasalahan itu," pungkasnya.
Sebelumnya Presiden Sudan Omar al-Bashir diperintahkan untuk ditangkap oleh Mahkamah kejahatan internasional. Negara-negara Afrika dan Arab mengkhawatirkan perintah penangkapan ini akan mengganggu stabilitas wilayah. Bahkan mendatangkan konflik yang lebih besar di Darfur. (yon/dtc)