Andi dan Cak Imin Untuk Amankan Kekuasaan SBY

Cuplik.Com - Jakarta - Postur Kabinet SBY pasca reshuffle, belum memenuhi kriteria. Pasalnya ketidakberanian SBY mendepak Andi Mallarangeng (Menpora) dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (Menakertrans) yang terindiksi korupsi tetap dipertahankan untuk amankan kekuasaan SBY.

"Bicara soal penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang telah membuat citranya memburuk akhir-akhir ini. Menteri yang terindikasi korupsi pun ia tetap pertahankan," ujar Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo, Rabu (19/10/11).

Bertahannya Andi dan Cak Imin, menurut Bambang, lebih mencerminkan keinginan SBY menjaga keseimbangan kekuasaannya dalam formasi kabinet. Sehingga menurutnya publik kecewa karena SBY gagal membangun harapan baru.

"Saya malah khawatir efektivitas pemerintahan akan menurun, akibat hadirnya belasan Wakil Menteri tanpa uraian tugas yang tegas dan jelas," terangnya.

Apalagi, lanjutnya, sudah muncul persepsi bahwa para Wakil Menteri itu memang ditempatkan presiden SBY untuk mengawasi dan memonitor sepak terjang menteri-menteri yang berasal dari partai politik.

"Saya memperkirakan akan terjadi disharmoni di sejumlah kementerian, dan disharmoni itulah yang menjadi sumber atau penyebab utama rendahnya efektivitas pemerintahan SBY hingga 2014 nanti," tegas Politisi Golkar itu.

Selain itu, Ia menilai hadirnya sosok wakil menteri yang berasal dari luar kementerian bersangkutan bisa menjadi faktor yang menumbuhkan kecemburuan internal. Sedangkan faktor ketidakjelasan wewenang dan uraian tugas wakil menteri bisa mendorong Sekretaris Jenderal (Sekjen), para direktur jenderal (Dirjen) dan inspektur Jenderal (Irjen) mem-by pass Wakil Menteri.

"Kondisi kementerian akan semakin parah kalau terjadi rivalitas antara Menteri versus Wakil Menteri, atau antara Sekjen sebagai orang nomor dua kementerian dengan Wakil Menteri yang akan selalu dilihat sebagai orang luar," papar Bambang.

Alhasil, Bambang menegaskan formasi kabinet yang tidak realistis, menurutnya tidak ada harapan yang lebih produktif dan mampu meminimalisir dampak ancaman krisis ekonomi global.

"Bahkan, beberapa kalangan pesimis dan menilai SBY gagal membangun harapan baru di kesempatan terakhir periode pemerintahannya," tandasnya.