SBY Ingkar Atas Kontrak Politik Dengan PKS

Cuplik.Com - Jakarta - Pengumuman reshuffle SBY yang mnggantikan posisi satu menteri dari PKS dinilai mengingkari kesepakatan politik yang telah dibuat bersasma PKS, hal ini dianggap sebagai preseden buruk bagi perpolitikan di Indonesia.

"Sejarah telah mencatat, Presiden telah menyalahi kontrak politik yang dibuatnya sendiri, ini merupakan preseden tidak baik dalam etika perpolitikan di Indonesia," ujar Politisi PKS, Aboe Bakar al-Habsyi, Rabu (19/10/11).

Menurut Aboe, sampai tadi malam pukul 8 lebih 10 menit PKS masih menjalankan kontrak politik dengan penuh integritas, namun tiba-tiba SBY menarik satu menteri dari PKS, sehingga SBY dianggap telah memutuskan hubungan kontrak politik yang sudah dibuat.

"Bila lantas kontrak tersebut dilanggar oleh SBY. Secara etis PKS sudah tidak lagi terikat dengan kontrak tersebut. Dalam pidatonya SBY menekankan bahwa kontrak politik masih berlaku, namun konten pidato itu sendiri telah menyalahi kepakatan bersama yang dibuat," jelasnya.

Saat PKS memperingatkan kepada SBY atas isi kontrak politik tersebut, justru beberapa fungsionaris Partai Demokrat telah menekankan kepada PKS harus legowo dengan keputusan SBY tersebut.

"Saya jadi tidak paham, bagaimana sebenarnya mereka memaknai kontrak politik itu sendiri. Kok sepertinya PKS yang salah ketika mengingatkan isi kontrak politik," tegasnya.

Padahal, lanjutnya PKS hanya ingin konsisten atas janji yang telah dibuat. Aboe menjelaskan bahwa bila dalam konstruksi hukum kontrak berlaku seperti undang-undang bagi kedua belah pihak, dalam Islam kita diwajibkan untuk memenuhi akad yang telah dibuat.

"Lantas pada kontrak politik ini sebenarnya dimaknai seperti apa sih!" sewot Anggota Komisi III itu.