Wastini, 45 TKW warga Blok Sidepak, Desa Segeran Lor, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu, Jabar diketahui meninggal dunia di rumah majikan di Qatar. "Kami mendapat kabar bahwa kematian istri saya, konon karena sakit darah tinggi," ujar Suminto, 47 suami korban, Senin (7/11) siang.
Dijumpai disela-sela suasana duka di kediamannya, Suminto mengemukakan, Wastini berangkat jadi PRT (Pembantu Rumah Tangga) pada salah seorang majikan di Qatar pada Agustus 2011.
"Istri saya baru 2 bulan bekerja di salah seorang majikan di Qatar tahu-tahu Saya dikasih kabar istri sudah meninggal dunia," ujarnya sedih.
Perasaan duka keluarga Pahlawan Devisa itu semakin mendalam tatkala diketahui bahwa di dalam ambulans yang membawa jenazah TKW itu tidak diantar oleh siapa-siapa. Jenazah TKW itu hanya diantar ke alamat rumah duka hanya oleh seorang sopir ambulans.
Padahal seperti dimaklumi, saat akan berangkat bekerja ke Timur Tengah, calon TKW itu seperti seorang ratu. Ia dikawal bahkan dibujuk rayu oleh para calo dan orang-orang yang menjadi sponsor PJTKI (Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia) agar mau berangkat ke luar negeri.
Namun ketika TKW memperoleh musibah atau meninggal dunia di tempat kerja, tak seorang pun dari pihak sponsor yang datang menengok. Kabar kematian itu bagi keluarga Suminto bagai sambaran petir di siang bolong.
Karena keberangkatan Wastini itu awalnya oleh keluarga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga sehingga menjadi lebih baik. Kenyataananya malah sebaliknya, TKW itu pulang kehilangan nyawa.
"Kami sangat berduka, apalagi saat keberangkatan yang ke-2 kalinya itu dalam hati Saya sebetulnya sangat keberatan" ujar Suminto seraya menambahkan istrinya berangkat ke Qatar melalui PT. BPM.