Pria Cacat, Rela Berjalan Kaki Demi NasDem

Cuplik.Com - Jakarta - Dua pria dari simpatisan Partai NasDem rela berjalan kaki selama 22 hari dari Kabupaten Grobogan hingga Jakarta, berangkat mulai 24 Oktober hingga sampai pada 15 November di kantor DPP Partai NasDem.

Pria cacat polio tersebut adalah Muhammad Mas'ud dan ditemani oleh Sartono warga asal Grobogan, Jawa Tengah. Mereka mampu menempuh jarak sepanjang 657 km.

"Kami ingin nazar dari grobogan ke Jakarta, harapan ke depannya, Setelah nanti memenangkan pemilu smoga NasDem memperhatikan kepentingan rakyat, terutama akses jalan dan kebutuhan rakyat," ujar Mas'ud saat tiba di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Selasa (15/11).

Sementara, Sartono mengungkapkan bahwa awalnya perjalananan itu berawal karena untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda 2011 dan untuk menunjukkan bahwa dirinya mempunyai komitmen terhadap perubahan untuk Indonesia ke depan.

"Kita awalnya memperingati sumpah pemuda, dan pada 10 nopember pas hari pahlawan kita sampai di Karawang, saya membacakan puisi di sana. Mereka hanya meminta beri kami arti," terang Sartono.

Sartono juga bangga setelah mendengar kabar bahwa Partai NasDem lolos berbadan hukum dari kemenkumham, sehingga Ia mengaku semangatnya bertambah. Mereka berdua berjalan dari desa ke desa, dan menginap di masjid ke masjid.

Untuk itu, Ketua Umum Partai NasDem Patrice Rio Capella, menyambutnya bersama dengan para pengurus DPP, dengan memberikan bingkisan dan upacara pemotongan tumpeng sebagai bentuk keperihatinan sekaligus apresiasi yang sangat mendalam.

"Kami bangga dan terharu ada kader NasDem sampai rela melakukan itu. Tentu kami melihat ini ada semangat luar biasa, ini akan memberikan inspirasi kepada kami semua. Menjadi cambuk bagi kita semua, bahwa dalam keadaan politik carut marut ini, masih ada harapan dari masyarakat untuk melakukan perubahan," kata Rio.

Rio menambahkan, bahwa kedua kadernya itu, menjadi contoh atas apresiasi masyarakat yang sangat antusias terhadap perjuangan dan pendirian partai NasDem, meskipun baru dilahirkan.

"Masyarakat menuntut perubahan. Pembangunan itu tidak hanya skedar membangun fisik, tetapi membangun secara mental dan moral bangsa. Ini pelajaran berharga bagi kita semua," tandasnya.