Futuresource Consulting memperkirakan penjualan keping Blu-ray tahun ini akan mencapai 100 juta unit di AS, Eropa Barat dan Jepang. Ketersediaan TV berdefinisi tinggi, serta turunnya harga player Blu-ray menjadi pendorong bagi penjualan meskipun ekonomi sedang lesu.
Dia AS, Blu-ray telah bergerak dari pengadopsi awal menuju mayoritas. Tahun lalu, penjualan keping Blu-ray di AS naik 320% menjadi 24 juta unit. Tahun ini momentum ini terus berlanjut.
Untuk Eropa, Inggris merupakan pasar terbesar Blu-ray. Penjualan di wilayah ini diperkirakan mencapai 3,5 juta unit pada 2008, menunjukkan 40% total penjualan di Eropa Barat.
Di AS penjualan disk film 50% pada 2012 adalah Blu-ray. Sementara di Eropa mencapai 35%. Saat ini sudah tersedia ribuan judul film Hollywood dan terus bertambah. Harga pemutar Blu-ray juga semakin turun, bahkan ada yang di bawah US$ 200.
Section Head Media Product Marketing LG Electronics Indonesia (LGEI), Paul Daniel mengatakan perkembangan Blu-ray player tidak akan dramatis di Indonesia tahun ini. Kemungkinan, Blu-ray baru bisa menggeser posisi DVD player baru lima tahun mendatang. "Kalau pembajakan disk Blu-Ray makin marak, kemungkinan penjualan Blu-ray player bisa naik tajam walau kami tidak mendukung pembajakan," kata Paul.
Meskipun begitu LG Electronics Indonesia berani menargetkan penjualan 1.500 produk audio video Blu-ray setiap bulan. Secara total, target penjualan tahunan mencapai 5.000 hingga 10.000 unit pada 2009. Penjualan Blu-ray diperkirakan hanya 5% dari penjualan DVD.
Tahun ini DVD player akan tetap merajai penjualan. Harga Blu-ray yang mahal menjadi kendala. Masyarakat juga belum memerlukan tampilan gambar dengan kualitas tinggi dan fitur tambahan lain, seperti yang ditawarkan oleh Blu-ray player.
LG memasarkan Blu-ray playernya Rp 3,8 juta. Sementara keping film Blu-ray dijual Rp 300-500 ribu untuk versi 1.0. Ini untuk harga cakram Blu-ray generasi pertama (Blu-ray 1.0). Sementara harga film bajakan berteknologi Blu-ray generasi pertama juga mahal Rp 40-50 ribu.
Sementara cakram Blu-ray 2.0 kurang dari Rp 1 juta. Perbedaan Blu-ray 1.0 dengan Blu-ray 2.0 adalah dukungan terhadap internet. Cakram Blu-ray 2.0 memiliki layer tambahan yang memungkinkan konsumen untuk terhubung lewat internet.
Spesifikasi cakram Blu-ray dua lapis berkapasitas 50 GB dapat menampung video definisi tinggi (HD) berdurasi 9 jam atau video definisi standar (SD) berdurasi 23 jam.
Secara rata-rata, sebuah cakram Blu-ray satu lapis dapat menampung video MPEG-2 definisi tinggi berdurasi 135 menit dengan bonus 2 jam dalam kualitas definisi standar. Versi dua lapis dapat menampung video definisi tinggi berdurasi 3 jam dengan bonus dalam kualitas standar berdurasi 9 jam.
Blu-ray pernah terlibat perang format dengan saingannya HD DVD yang dikembangkan Toshiba. Setelah beberapa perusahaan film dan peritel besar mengakhiri dukungan terhadap HD DVD di awal 2008, akhirnya pada 19 Februari 2008 Toshiba mengumumkan mengakhiri produksi dan pengembangan HD DVD sehingga secara langsung menyudahi perang format tersebut.