Pesawat Cessna dengan nomor registrasi PK-NIP milik PT. Nusa Flying International Jakarta itu hilang kontak dengan pihak menara Bandara Penggung Cirebon dalam perjalanan dari Bandara Halim PK Jakarta pukul 07:40 WIB menuju Bandara Penggung Cirebon. Semestinya pesawat itu sudah mendarat di Bandara Penggung Cirebon sekitar pukul 08:40 WIB atas 1 jam setelah lepas landas dari Bandara Halim PK.
Tiba-tiba pada pukul 08:18 WIB, sebelum mendarat di Bandara Penggung Cirebon, pihak menara Bandara Penggung Cirebon kehilangan kontak dengan pesawat Cesana itu. Lokasi hilangnya pesawat latih itu masih belum diketahui. Pihak bandara Penggung Cirebon memperkirakan pesawat itu hilang di wilayah Kabupaten Indramayu, Subang, Purwakarta dan Sumedang.
Upaya pencarian pesawat yang hilang segera dilakukan jajaran Polres Indramayu, Polsek Terisi, Kodim 0616 Indramayu dan Koramil Cikedung sejak Rabu (16/11) pukul 20:00 WIB hingga pukul 22:00 WIB.
Pencarian berlanjut pada Kamis (17/11) pagi hingga sore. "Bahkan sepanjang Jum'at (18/11) pagi hingga siang, petugas polres masih terus mencari pesawat yang hilang itu sambil mengumpulkan informasi dari warga," ujar Kasat Intelkam Polres Indramayu AKP Wawan Suhendar.
Pencarian dilakukan jajaran Polres Indramayu dan Polsek Terisi dengan memanfaatkan kendaraan patroli menyisir sekitar kawasan hutan Loyang di Desa Loyang, Kecamatan Terisi, Indramayu, Jabar yang dicurigai sebagai lokasi hilangnya pesawat latih yang dinaiki 3 awak yaitu; Kapten Partogi Sianipar,25, (instruktur) beralamat di Jalan Lamsirih 9, Jatibening Baru, Pondok Gede, Jaktim.
Selain itu dua siswa penerbang Muhammad Fikriansyah,18, warga Jalan Poltangan, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan Agung Febrian,30 tinggal di Kompleks Taman Bukit Permai, Bintaro, Pesanggrahan, Jaksel.
Hingga Jumat (18/11) pukul 14:25 WIB, petugas Polres dan Kodim Indramayu masih berada di lokasi pencarian. Tidak dijelaskan kapan pencarian pesawat latih Cessna 172 itu akan dihentikan. Petugas masih penasaran. Menguber kawasan hutan Loyang yang oleh warga sekitar dianggap sebagai kawasan hutan yang cukup angker dan jarang dijamah oleh warga.
Hutan Loyang yang angker itu saat ini menjadi sasaran pencarian petugas baik Polres maupun Kodim Indramayu. Secara fisik, kondisi hutan Loyang itu sangat rimbun.
Hutan Loyang ditumbuhi aneka jenis tanaman keras dan dipenuhi semak belukar setinggi badan orang dewasa. Beberapa tanaman keras yang tumbuh di kawasan hutan Loyang itu dari mulai pohon akasia mangium sebagai bahan baku kertas, jati dan mahoni.
Di kawasan hutan Loyang kata Sujadi, 48 warga Desa Loyang selama ini masih banyak dihuni kawanan babi hutan, kucing hutan, harimau kumbang, kijang serta burung merak dan ayam hutan.