Cuplik.Com - Jakarta - Peringatan hari anti korupsi sedunia setiap 9 Desember, tindakan pemberantasan korupsi pemerintah dinilai masih belum menyentuh subtansi, bahkan sekedar pencitraan atau seremoni semata.
“Saya lihat hari anti korupsi masih sekedar perayaan, belum dijadikan sebuah momentum. Acara yang dilakukan masih sekedar selebrasi belaka, belum ada upaya menjadikannya sebagai milstone dalam sebuah gerakan sosial”, ujar Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Aboe Bakar Al Habsyi, Jum'at (9/12).
Momentum tersebut, seperti yang dilontarkan oleh SBY dalam pidatonya memperingati hari anti korupsi sedunia di Semarang (9/12), SBY mengemukakan bahwa penegak hukum harus memprioritaskan penanganan kasus korupsi yang berskala besar sehingga penindakan berjalan efektif.
“Hal yang perlu dicatat, pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan hanya dengan pidato. Lihat saja setiap 9 Desember hanya ada perayaan, para pejabat berpidato kalau mereka memerangi korupsi, hanya ada pencitraan bahwa mereka melawan korupsi, faktanya jumlah kasus korupsi terus meningkat, kerugian negara terus berlanjut dan kemiskinan semakin merajalela”, terangnya.
Untuk itu, Aboe menilai sebagai pimpinan seharusnya para pejabat dapat memberikan contoh menghindari perilaku koruptif.
“Misalkan menolak gratifikasi, melaporkan LHKP sesuai ketentuan, menolak dan melarang praktik suap dan percaloan, hal-hal yang demikian seharusnya dibudayakan dalam kultur birokrasi kita”, terang Aboe lebih lanjut.
Aboe mencontohkan keberanian PNS muda dalam melakukan korupsi disebabkan karena mereka mencontoh pada atasan.
“Lihat saja, banyaknya
rekening gendut PNS muda adalah salah satu parameternya, pastilah mereka berani melakukan hal ini karena mencontoh para senior, inilah pentingnya keteladanan”, pungkas Aboe.