Aksi yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan gerbang Universitas Wiralodra Indramayu itu, kemudian dilanjutkan dengan mengelilingi kampus untuk memberikan agitasi propaganda, menyuarakan dan mengajak kepada civitas akademika untuk ikut serta dalam aksi tersebut dan merefleksikan nasib perempuan, khususnya di Indramayu.
Dalam aksi tersebut, para Sarinah menyuarakan tentang bagaimana peran perempuan dalam era globalisasi tanpa melupakan kodratnya sebagai ibu rumah tangga.
"Melihat dari situasi sekitar, marak sekali pengeksploitasian terhadap wanita, terutama eksploitasi keindahan paras wanita yang tanpa sadar wanita telah dieksploitasi keanggunannya. Selain itu beberapa kasus tentang TKI Indonesia asal Indramayu semakin memprihatinkan keadaan wanita saat ini," ujar Korlap aksi Sarinah GMNI Fratiwi Retno Purwanti, Kamis (22/12/11) dengan lantang.
Seperti diketahui, nasib TKW Nurhayati asal Indramayu diancam akan menjalani hukuman mati di Singapura. Hal itu juga merupakan salah satu bentuk eksploitasi terhadap Hak Asasi Manusia. Padahal menurutnya, para TKW itu justru menjadi pencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, yang nyata-nyata di negeri sendiri tidak mampu memberikan lapangan pekerjaan yang layak.
"Stop eksploitasi terhadap wanita dan lindungi para TKW di luar negri," tegasnya dengan kesal.
Kemudian aksi dilanjutkan dengan melakukan long march menuju Bundaran Kijang Indramayu, sambil berorasi di tengah keramaian dan hiruk pikuk kendaraan berlalu lalang, massa aksi menyanyikan lagu "kasih ibu" ditambah dengan sentuhan teatrikal pembacaan puisi oleh salah satu Sarinah GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Indramayu.
Setelah selesai berorasi, para aktivis perempuan itu melakukan aksi solidaritas kepada ibu-ibu yang melintas dengan membagikan bros dan pita merah hasil dari kerajinan tangan para Sarinah, sebagai tanda solidaritas untuk peduli terhadap para pahlawan devisa yang sedang berjuang di negeri orang.
Dalam tuntutannya secara ringkas, massa aksi Sarinah GMNI mencoba mengingatkan telinga para penguasa dan menuntut pemerintah beberapa point berikut: