Cuplik.Com - Jakarta - Kinerja polisi selama 2011 dinilai masih tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, meski sudah mulai terlihat netral, namun polisi masih belum mampu menjadi pelayan masyarakat, justru kehaidrannya seringkali membuat resah rakyat, bahkan menjadi penindas rakyat.
"Kinerja Polri di tahun 2011 sebenarnya relatif membaik jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama setelah Polri berhasil mengungkap sejumlah kasus terorisme, narkoba, korupsi, dan kasus kriminal besar lainnya," Demikian Evaluasi Akhir Tahun 2011 oleh Indonesia Police Watch (IPW) yang disampaikan Ketua presidium IPW Netta Satti Pane, Jum'at (23/12/11).
Polisi di Bidang Politik
Menurut IPW, dari sisi politik di sepanjang 2011, Polri terlihat cukup netral. Setidaknya, netralitas tersebut terlihat dari sistem pengamanan yang dilakukan Polri dalam berbagai pilkada di sejumlah daerah.
"Namun dalam pengamanan pilkada, polisi terkadang lengah, deteksi dini dari intelijen tidak maksimal, sehingga proses pilkada sering diwarnai konflik dan anarkis," paparnya.
Polisi di Bidang Ekopol dan Sospol
Adanya kasus2 bentrokan polisi dengan rakyat di berbagai tempat, seperti di Freeport, Mesuji maupun tempat lain, persepsi masyarakat terhadap Polri menjadi makin negatif.
"Pemihakan yang berlebihan terhadap perusahaan-perusahaan besar yang dilakukan polisi-polisi yang bertugas di tiap lokasi pertambangan dan perkebunan membuat Polri tidak profesional dan tidak proporsional," jelasnya.
Polisi dalam Menangani Kasus dan Kriminal
Kemampuan Polri dalam mengungkap kasus-kasus kriminal umum di tahun 2011 masih sama dengan sebelumnya, yakni di bawah 60 persen, sementara kemampuan mengungkap kasus-kasus ranmor masih di bawah 10 persen.
Pane mengungkapkan, kekecewaan masyarakat terlihat ketika Polri tidak serius mengungkap kasus-kasus di institusi negara, seperti kasus pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi (MK), kasus KPU yang melibatkan Ketua KPU, dan lain-lain.
"Sikap lamban juga diperlihatkan polisi dalam menangani kasus pembantaian orang utan dan kasus ambruknya Jembatan Mahakam," terangnya.
Harapan untuk Polisi 2012
Sehingga, dari evaluasi 2011 ini IPW berkesimpulan Prospek penegakan hukum 2012 yang akan dilakukan Polri diperkirakan belum banyak berubah. Sebab proses reformasi Polri masih berjalan lamban. Di sisi lain Polri masih mempertahankan pola-pola lama, yakni tidak transparan dan diskriminatif.
"Orang kecil dengn kasus kecil sangat cepat ditangani polisi, sedangkan orang besar dengan kasus besar sangat lamban diproses polisi," tegasnya.
Oleh karenanya, IPW berharap, di thn 2012 Kapolri lebih memperhatikan kinerja kepolisian di Jakarta yg belakang ini kian rawan dengan maraknya peristiwa kriminal. Kapolri perlu juga memperhatikan hilangnya patroli dari tempat-tempat rawan dan strategis di kot-kota2 besar, terutama Jakarta.
Jajaran Polisi Lalulintas pun, lanjut Pane, perlu mendapat pengawasan ekstra ketat dari ulah-ulah oknum yang melakukan penjebakan-penjebakan di jalanan.
"Lalulintas harus terus menerus dibenahi, mengingat Lalulintas adalah etalase Polri, sementara kemacetan di kota-kota besar makin parah, seperti tidak ada upaya maksimal dari polisi untuk menanganinya," pungkasnya.