Demi Pemilik Modal, Polisi Bunuh Tiga Warga di Bima

Cuplik.Com - Jakarta - Lagi-lagi aparat lakukan tindakan brutal. Tiga orang tewas dan puluhan luka-luka di Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Insiden itu dipicu akibat warga menolak hadirnya tambang emas oleh PT SMN. Perilaku itu dinilai akibat kebijakan SBY yaang memaksakan pertumbuhan ekonomi.

"Insiden Bima adalah kekerasan negara yang jelas menunjukkan karakter binal dari kekuasaan. Perilaku aparat negara dalam insiden Bima itu juga merupakan perilaku bermental centeng modal. Perilaku yang hanya mungkin dipertanggungjawabkan kepada pemilik modal, bukan kepada rakyat," ujar Ketua Dewan Pengurus Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Usman Hamid, Sabtu (24/12).

Perilaku aparat yang menembaki warga saat menolak hadirnya tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara (SMN). Penolakan itu dilakukan dengan menggelar demonstrasi dan menyampaikannya pada aparat pemerintah setempat.

"jelas memposisikan pro-kepentingan bisnis di atas segalanya, termasuk tak peduli apakah perilaku itu mengakibatkan nyawa rakyat terenggut. Tak ada satu pun kaidah hukum, maupun protap kepolisian yang bisa membenarkan tindakan brutal aparat keamanan," terangnya.

Usman menilai tindakan hal semacam itu, akhir-akhir ini sering terjadi akibat kebijakan SBY memaksakan untuk adanya pertumbuhan ekonomi, tidak melihat kondisi rakyat yang terampas oleh para pemilik modal.

"Kita harus menuntut tanggungjawab dari negara dengan menyelesaikan akar masalah. Kebijakan sektor sumber daya alam termasuk emas, mengalami percepatan yang tinggi belakangan ini khususnya sejak Presiden memaksakan pertumbuhan ekonomi," tegasnya.

"Menyerukan kepada semua kalangan di Bima dan wilayah manapun untuk terus menggugat legitimasi kebijakan-kebijakan yang salah, yang merusak alam, yang mengeruk kekayaan alam hanya untuk keuntungan segelintir orang (pemilik modal)," imbuhnya.

Diinformasikan, warga dan beberapa LSM yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Tambang (FRAT) melakukan aksi damai sejak empat hari lalu di pelabuhan Sape, Bima, NTB. Indsiden terjadi saat Aparat Polres Bima yang didukung Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda NTB, membubarkan paksa aksi unjuk rasa ribuan warga disertai blokade ruas jalan menuju Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, NTB, Sabtu (24/12).

Polisi menggempur pengunjuk rasa dengan tembakan hingga tiga orang dilaporkan tewas terkena peluru, dan puluhan warga pengunjuk rasa lainnya luka-luka. Ketiga korban tewas itu dilaporkan bernama Arif Rahman (18) dan Syaiful (17), keduanya warga Desa Suni, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima. Satu korban lagi dari kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) NTB, Immawan Ashary.