Rabu, 12 Februari 2025

Sikapi Konflik Berdarah, SBY Sembunyi Dibalik Otda?

Sikapi Konflik Berdarah, SBY Sembunyi Dibalik Otda?

POLITIK
25 Desember 2011, 16:37 WIB
Cuplik.Com - Jakarta - Presiden SBY tidak boleh minimalis dalam menyikapi konflik berdarah yang terjadi di sejumlah daerah akhir-akhir ini. Harus ada upaya dan inisiatif dari presiden untuk meminimalisir konflik berdarah antarwarga maupun warga versus aparat keamanan, SBY seolah diam dengan alasan Otonomi Daerah (Otda).
 
"Inti keprihatinannya adalah selalu saja ada korban tewas, baik karena tindak kekerasan antarwarga, maupun karena bentrok warga dengan aparat sebagaimana yang terjadi di Bima maupun di Mesuji. Kalau sudah ada korban jiwa yang tewas, persoalan siapa salah siapa benar bukan lagi yang utama. Persoalan utamanya adalah mengapa nyawa manusia harus dikorbankan, sementara setiap permasalahan bisa diselesaikan melalui dialog, musyawarah atau proses hukum," jelas Anggota Komisi Hukum DPR RI Bambang Soesatyo, Minggu (25/12/11).

Seperti diketahui, Berbagai kalangan prihatin karena intensitas tindak kekerasan berdarah yang muncul dalam konflik antar warga maupun warga dengan aparat cenderung meningkat. Setelah kekerasan berdarah di Papua, masyarakat dikejutkan oleh tragedi pembantaian di Mesuji. Ketika tim pencari fakta masih mendalami kasus Mesuji, konflik berdarah yang melibatkan warga versus aparat terjadi lagi di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat, kemarin Sabtu (24/12). Konflik di Bima menyebabkan tiga korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
 
“Kalau kecenderungan ini tidak segera dikendalikan, saya khawatir akan menjadi preseden. Dalam arti kelompok-kelompok masyarakat menghalalkan tindak kekerasan, termasuk membunuh, untuk menyelesaikan setiap persoalan yang mengemuka di ruang publik,” terangnya.
 
Bambang menilai kecenderungan tersebut sangat berbahaya. Karena itu, presiden SBY harus menunjukkan kepeduliannya. Rentang waktu antara kekerasan di Papua, Mesuji dan Bima terbilang pendek.

"Tidak bijaksana jika presiden minimalis. Rangkaian peristiwa kekerasan berdarah itu barangkali akan menggejala di mana-mana. Sebagai kepala pemerintahan, presiden harus merespon gejala negatif itu," katanya mengingatkan sikap SBY.
 
"Menyikapi rangkaian peristiwa berdarah itu, Presiden tidak boleh lepas tangan karena alasan otonomi daerah. Sebaliknya, Presiden justru harus pro aktif berkomunikasi dengan kepala daerah yang menjadi lokasi peristiwa berdarah itu," pungkasnya.

Penulis : Dewo
Editor : Dewo

Tag :

CURHAT RAKYAT

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

Workshop Gerabah Sitiwinangun Kabupaten Cirebon

Sitiwinangun adalah nama sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar dan masih bertahan di wilayah Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan kerajinan gerabah Sitiwi

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503
Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah