Dampak banjir, kata Dulhalil, 40 petani di Desa Pegagan, sangat menyengsarakan para petani. "Benih padi yang sudah ditanam di sawah terendam banjir sehingga terancam mati membusuk," ujarnya.
Dikatakan, sawah milik petani di Desa Pegagan seluas 5 hektar yang baru 1 minggu ditanami benih padi kini sudah tidak tampak lagi karena terendam air.
Dulhalil mengemukakan, banyak petani di Desa Pegagan saat ini sangat mencemaskan kondisi tanaman padi yang masih berusia muda yang tergenang air setinggi 1 meter itu. Akibat banjir, katanya banyak benih padi di persemaian yang belum sempat ditanam oleh para petani terendam air dan kini terancam membusuk.
Di Desa Ranjeng, banjir menenggelamkan puluhan hektar sawah yang sudah ditanami padi sekitar 9 hari lalu. "Petani di sini hanya bisa pasrah sawahnya kebanjiran akibat jebolnya pintu air Kali Saradan," kata Kadi, 48.
Pintu air Kali Saradan yang jebol itu kondisinya sudah lapuk. Karena cukup lama tidak diperbaiki, kondisi pintu air itu sudah tidak berfungsi. Padahal kata petani, pintu air Kali Saradan itu sangat bermanfaat untuk membuang air yang tidak dipelrukan di sawah menuju Kali Saradan.
Pada saat debit air Kali Saradan sedang tinggi seperti yang terjadi Senin (26/12), air Kali Saradan yang berwarna coklat keruh itu menerjang ke sawah-sawah milik para petani melalui pintu air yang rusak.