Korea Utara menyebut pihaknya tidak bertanggung jawab atas keselamatan penumpang maskapai penerbangan komersil yang melintas di udara perbatasan Korsel-Korut.
Korea Selatan mengutuk ancaman dari Pyongyang itu karena sangat mengancam keamanan warga sipil.
"Mengerahkan kekuatan militer untuk melawan pesawat penumpang yang terbang dalam batas penerbangan internasional tidak hanya melanggar UU internasional tapi juga termasuk kejahatan kemanusiaan," kata Menteri Persatuan Korsel, Kim Ho-Nyun seperti dikutip CNN, Jumat (6/3/2009).
"Hal itu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun," tambahnya.
Akibat ancaman itu 14 maskapai Korean Air dan Asiana Airlines melakukan pemutaran arah. Pengubahan rute ini dilakukan untuk penerbangan yang menuju AS dan Rusia.
AS dan Korsel menuduh Korea Utara sedang menyiapkan untuk meluncurkan kembali rudal jarak jauh, Taepodong-2. Terakhir kali Pyongyang melakukan peluncuran rudal pada 2006 lalu, tetapi gagal 40 detik setelah meluncur di udara.
Dengan rudal jarak jauh terbarunya yang mencapai kejauhan 6.700 kilometer, berarti rudal Korut bisa mencapai Alaska dan Hawaii.