"IPW merasa prihatin dengan cara kerja jajaran Lalu lintas Polda Metro Jaya. Akibat cara kerjanya tidak sistematis, situasi lalulintas Jakarta terbiarkan apa adanya dalam kesemrawutan yang parah. Situasi kemacetan paling parah, sejak dua bulan terakhir ini terlihat di dua tempat," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Netta S Pane, Senin (9/1/12)
Netta memaparkan kedua tempat yang paling rawan macet, pertama kawasan Cawang, Jakarta Timur, baik di jalur tol maupun arteri. Untuk bisa lolos dari Pintu Tol Halim menuju tol dalam kota pengemudi harus bertarung selama 45 sampai 60 menit. Begitu juga di jalur arteri, kemacetan parah terjadi mulai keluar tol Halim hingga ke Stasiun Cawang.
"Jalur yang hanya 1,5 km ini harus ditempuh 60 sampai 75 menit. Kemacetan ini tentu sangat memprihatinkan dan sekaligus memalukan, mengingat kawasan Cawang adalah pintu masuk Jakarta dari arah timur," paparnya.
Kedua, kawasan Semanggi di depan Polda Metro Jaya, terutama sore hari. "Kemacetan di kawasan ini seharusnya mampu membuat petinggi Lalulintas Polda Metro Jaya merasa malu, mengingat kemacetan ada di depan hidung mereka," imbuhnya.
Untuk itu IPW berharap Kapolri dan Kakorlantas Polri mencermati hal ini. Kemacetan lalulintas Jakarta yang makin parah jangan dibiarkan apa adanya hingga kesemarawutan membuat publik ibu kota frustrasi. Terutama kawasan pintu masuk Jakarta harus ada kerjasama Lalu lintas Polda Metro dengan pihak Jalan Tol untuk melakukan rekayasa lalu lintas agar kemacetan bisa terurai.
"Jika kemacetan lalu lintas Jakarta dibiarkan apa adanya tentu hal ini tidak hanya memalukan Kapolda Metro, tapi juga sangat memalukan Kapolri. Padahal di Polri banyak perwira yang mempunyai kemampuan dalam melakukan rekayasa lalu lintas. Bahkan mereka lulusan dari Australia, Inggris, Belanda, dan lainnya. Tapi kenapa tidak diberdayakan dengan maksimal," kesalnya.