Seperti diketahui, Indramayu, sebagai kabupaten yang selama tiga periode sekarang ini menggunakan slogan Remaja (Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera), mengklaim untuk mengedepankan pendidikan keagaaman sebagai upaya pembenahan terhadap moral masyarakat di Indramayu.
Namun, hingga kini peran pesantren atau lembaga keagamaan di Indramayu dinilai masih belum memberikan perubahan yang berarti bagi masyarakat, bahkan cenderung menjadi kepanjangan tangan pemerintah untuk memenuhi ambisi politiknya.
"Dunia keagamaan kita (di Indramayu) tentu sangat sulit, karena kyai-kyai lagi asik dengan proposal untuk megah-megahan," ujar tokoh agama muda Indramayu, Hariri Ali Hakim kepada cuplik.com, Jum'at (20/1/12).
Sarjana Teologi dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu mengungkapkan, pendidikan keagamaan di Indramayu yang semula diharapkan mampu memberikan perubahan di masyarakat, justru cenderung stagnan bahkan komersil.
"Tanpa ada upaya menjadikan pesantrennya sebagai sub kultur," tegasnya.