Jakarta - Ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum (AU) melakukkan "penyerobotan" VIF (Varian Inflation Factor) bandara El Tari Kupang dan Denpasar sebagai fasilitas negara. Hal itu nilai sebagai perilaku yang mengganggu keadilan publik, sebab Anas bukanlah pejabat negara.
"Sebetulnya, sebagai ketua umum partai, AU itu bukan anggota dewan, atau pejabat negara yang bebas dibolehkan untuk menikmati fasilitas VIF bandara. Dan prilaku ini, sangat mengganggu keadilan bagi publik atau ketua umum partai lain, dia (AU) bukan pejabat negara, yang belum tentu bisa menikmati VIF bandara," ujar Koordinator Divisi Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggara (FITRA), Uchok Sky Khadafi, Jum'at (20/1/12).
Apalagi, lanjut Uchok, Anas sering disebut oleh Nazaruddin di Pengadilan Tipikor, secara etika, perilaku itu tidak begitu etis menikmati fasilitas negara yang berasal dari pajak rakyat.
Selain itu, Uchok menyebut, anak presiden SBY yang bernama Ibas juga, sangat berlebihaan dalam pengawalan dari Hotel ke Bandara Eltari dikawal rombongan polisi, sebab Ibas bukanlah presiden, melainkan Anggota DPR biasa yang sepatutnya diperlakukan sama dengan yang lain seperti pada biasanya.
"Lihat saja jalan-jalan seperti Jl. RA Kartini, samping balai kota Kupang (Jl. SK Lerik) masuk ke jl Frans Seda, Jl Piet Tallo, Jl Adi sucipto, masuk daerah bandara El Tari, selalu ada 2-3 polisi yang jaga di pinggir jalan. Pengawalan Ibas yang berlebihan ini seperti presiden yang berkunjung ke Kupang,"
Untuk itu, Fitra sangat menyesalkan prilaku elit politik yang tidak bisa menilai dirinya atau melihat dirinya, apakah dia pantas menikmati fasilitas VIF ini.
"Ubahlah prilakumu itu hai para elit, selama ini kamu selalu menjadi beban rakyat," tegasnya.
Pernyataan Uchok tersebut didapat langsung saat dirinya bersama Ibas dan Anas, satu pesawat dengan garuda GA.439. "AU dan Ibas duduk di bangku 1 dan aku duduk di belakang Ibas atau bangku 2," paparnya.