Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani, dalam acara Perspektif Indonesia dengan tema "Premanisme Politik di Jagat nasional", di gedung DPD RI, Jakarta, Jumat (24/2).
"Itu temuan yang menarik, punya persepsi terhadap tokoh yang mempengaruhi prilaku politiknya, apakah nanti masyarakat memilih dia apa tidak," ujarnya.
Dia menjelaskan, premanisme politik adalah figur yang menyalahgunakan kewenangannya (abuse of power), sehingga masyarakat diharapkan hati-hati memilih figur seorang pemimpin.
"Ke depan seperti adanya premanisme politik dan abuse of power harus dihindari," tegasnya.
Terkait tokoh yang saat ini masih populer, Saiful juga wanti-wanti agar itu menjadi catatan para tokoh untuk memperbaiki citra dirinya, terutama integritasnya harus dibenahi.
"Salah satu yang paling bobrok saat ini adalah mengenai integritas. Apakah dia bersih dari korupsi, cacat hukum, itu integritas yang merupakan menjadi kriteria seorang pemimpin," terangnya.
Dia juga menilai, integritas pemimpin di Indonesia selalu ditutup-tutupi, tidak adanya transparansi informasi terhadap masyarakat, sehingga masyarakat masih sulit memahami tokoh yang benar-benar bersih.
"Kita tahu tokoh-tokoh itu banyak. Kebetulan saja saat ini mereka yang terpilih," katanya.
Untuk itu, dia berharap, dalam rangka mencari figur yang cocok untuk memimpin bangsa di 2014, masih ada waktu untuk lebih selektif memilih figur seorang pemimpin.
"Langkah ke depan, harus menjadi diskusi publik, harus mengkritisi tokoh-tokoh itu. Masih ada waktu dua setengah tahun," tandasnya.