"Perubahan sikap partai politik yang tadinya mendukung kenaikan harga BBM, menjadi menolak kenaikan harga setelah melihat kekuatan rakyat yang menolak kenaikan harga BBM. Ini adalah bentuk praktek pragmatisme politik yang dipertontonkan secara telanjang," ujar Ketua Umum Partai NasDem, Patrice Rio Capella, Sabtu (31/3).
Dia menilai, ada upaya politik transaksional dalam pembahasan di DPR terutama bagi partai-partai pro pemerintah, termasuk didalamnya upaya untuk mentransaksikan persoalan kenaikan harga BBM dengan persoalan lain yang tidak ada hubungan secara substansi.
Kondisi saat ini menurutnya, diakibatkan oleh kepemimpinan SBY yang tidak tegas dan berkarakter. Seharusnya SBY tampil ke depan untuk mengendalikan situasi ini dengan cara mengumumkan pembatalan kenaikan harga BBM.
"Polemik yang dibiarkan terus menerus hanya akan mereproduksi kekerasan yang hanya akan berujung pada kondisi dimana anak bangsa saling bertikai satu sama lain. Menyayangkan sikap Presiden SBY yang lamban dalam merespon situasi yang berkembang," sesalnya.
Terkait maraknya aksi demonstrasi, Ia mengingatkan bahwa langkah itu tidak bisa hanya dipandang hanya karena untuk menolak kenaikan harga BBM, tapi merupakan akumulasi dari rasa keadilan publik yang dicederai secara sistematis oleh para pengambil kebijakan negeri ini.
"Hak menyatakan pendapat di depan umum merupakan hak konstitusional warga negara karenanya tidak boleh dibungkam, apalagi direpresi melalui kekuatan yang berlebihan," tandasnya.