Akibat sulitnya memperoleh sekam, beberapa pengusaha bata merah di sana terpaksa menghentikan produksinya. Padahal, kata Samin, 48 salah seorang pengusaha bata merah, permintaan bata merah sekarang ini cukup tinggi. Terutama untuk memenuhi pesanan sejumlah pemilik toko bahan bangunan di Kabupaten Cirebon, Subang, Karawang bahkan ke Bekasi dan Jakarta.
Sekam biasanya terlihat menumpuk di belakang gudang penggilingan padi. Mengingat masa panen padi belum menyeluruh atau belum memasuki panen raya, pengusaha penggilingan padi belum banyak menggiling gabah.
Imbasnya, sekam sulit dicari pengusaha bata merah. Harga 1 karung sekam membengkak mencapai Rp9 ribu per karung, harga normalnya Rp5 ribu per karung. Dampak sulitnya mendapatkan sekam membuat harga bata merah melejit menjadi Rp460 per buah. Pada saat sekam melimpah, harga bata merah di daerah produsen berkisar antara Rp360 hingga Rp410 per buah.
Di Kecamatan Terisi, katanya terdapat puluhan pengusaha bata merah. Mereka mempekerjakan ratusan orang tenaga kerja setempat. Terutama sebagai buruh di perusahaan bata merah. Pengusaha bata merah di Kecamatan Terisi, sebagian besar sudah memanfaatkan kecanggihan mesin dalam mengolah tanah liat, mengangkut hingga mencetak.
Setiap hari, pengusaha bata merah di Kecamatan Terisi mampu memproduksi ratusan ribu bata merah yang siap dikirim menggunakan truk dengan harga yang bervariasi. Pemesanan bata merah di kota Indramayu harganya mencapai Rp460 per buah.
Untuk pemesanan ke Cirebon, harga bata merah bisa mencapai Rp520 per biji. Perbedaan harga bata merah yang cukup mencolok antara di Kota Indramayu dengan Cirebon kata Waki, 38 seorang pengrajin bata merah karena ongkos transportasi yang mahal.