Saat mendatangi Mapolsek Kediri, Tabanan, Bali, Melati mengatakan aksi bejat pembina pramuka itu sudah dilakukan sejak tahun 2011 lalu, namun oleh siswi kelas 2 SMP itu baru sekarang dilaporkan. Kepada penyidik, Melati yang tinggal di BTN Bukit Sanggulan Indah, Tabanan, Bali, ini mengungkapkan kronologis aksi tidak terpuji yang dilakukan oknum pembina pramuka di tempatnya sekolah.
Melati mengaku telah di setubuhi dengan bujuk rayu dibawah ancaman terlapor WJ. Kala itu bulan November 2011 lalu, WJ ditugaskan pihak sekolah sebagai pembina pramuka kelas 1. Korban bersama beberapa temanya yang duduk di kelas 2 ditunjuk sebagai pendamping. Kala itu WJ meminta semua no HP pendamping dengan ancaman apabila ada pendamping yang tidak memberi nomor HP akan dikenai hukuman.
Dengan nomor HP ini, WJ asal Banjar Anyar, Kediri mengubungi Melati. WJ meminta Melati menemuinya di terminal transit Pasar Tabanan. Pelaku lalu menyuruh korban mengantar ke suatu tempat yang tidak di jelaskan tujuanya oleh pelaku. Korban yang awalnya tidak mau akhirnya terpaksa bersedia mengantar pelaku menggunakan sepeda motor milik korban.
Bukannya korban dibina, namun masa depannya justru dibinasakan. Korban dipaksa di ajak ke bungalow Marta, Wanasari, Tabanan. Di dalam kamar, korban dibujuk dan dirayu dengan paksaan sebelum akhirnya pelaku berhasil merenggut kegadisan korban. Setelah puas melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku kemudian memoto dan merekam tubuh korban dalam keadaan telanjang.
Bermodal foto dan rekaman tersebut, akhirnya dijadikan alat ancaman oleh pelaku agar tidak menyebarkan aksi mesum pelaku. Pelaku juga mengancam akan menyebarkan foto dan rekaman itu dan melaporkan kepada kepala sekolah apabila korban tidak mau melayani napsu bejatnya.
Akibat di ancam dan diliputi rasa takut, melati akhirnya terpaksa melayani aksi tidak terpuji pembinanya sebanyak delapan kali dari Bulan November 2011 hingga Januari 2012. Kakak Melati yang sempat membaca sms yang dikirim WJ di HP adiknya, dan mulai curiga dengan gelagat adiknya yang terlihat aneh serta atas desakan keluarga melati kemudian melaporkan aksi biadab ke Mapolsek, Kediri, Tabanan.
Terkait kasus ini, Kapolsek Kediri Kompol Toni Sugadri mengaku hingga kini masih menyelidiki dan mendalami aksi yang tidak layak dilakukan oleh seorang pembina Pramuka.