Seperti dilansir BBC, Husni Mubarak menderita stroke dan dipindahkan dari penjara ke rumah sakit militer Maadi dengan helikopter untuk mendapatkan bantuan medis. Mantan presiden yang berkuasa selama 30 tahun tersebut dilaporkan dalam keadaan tidak sadar diri dan tim dokter menggunakan alat kejut jantung beberapa kali.
Hal itu terlihat, banyak polisi terlihat berjaga di depan rumah sakit. Dan sejumlah orang pendukung maupun penentangnya juga berkumpul di sekitar rumah sakit.
Kekuasaan Hosni Mubarak digulingkan pada tahun lalu, dan dipenjara seumur hidup awal bulan ini akibat perannya dalam menewaskan ratusan pendemo penentang rezimnya.
Sementara itu sejumlah warga Mesir lainnya mengaku skeptis atas setiap laporan kesehatan Mubarak.
Seperti yang dilaporkan wartawan BBC di Kairo, sejak digulingkan, banyak laporan yang menyatakan kesehatannya semakin memburuk, meski banyak yang terbukti salah.
Sebelum persidangan dirinya dimulai, kuasa hukum Mubarak mengatakan dia dalam keadaan koma, tetapi Mubarak muncul di persidangan dalam kondisi sadar.
Sekarang timbul kekhawatiran bahwa pernyataan tentang kesehatan Mubarak ini digunakan untuk pengalihan, di saat Mesir tengah menunggu hasil pemilihan presiden yang kisruh.
Kabar Mubarak dalam kondisi sekarat ini mengemuka disaat puluhan ribu orang berdemo di Lapangan Tahrir, Kairo, menentang kebijakan dewan militer yang dianggap ingin mengambil alih kekuasaan baru.
Wartawan BBC di Kairo melaporkan, kerumunan massa mengikuti dengan seksama perkembangan kabar kritisnya Mubarak tersebut.
Aksi demo dilakukan Ikhwanul Muslimin, yang mengklaim telah memenangkan kandidatnya Mohammed Mursi dalam pemilihan presiden akhir pekan lalu.
Pesaingnya Ahmed Shafiq, mantan perdana menteri di era Mubarak, juga mengklaim kemenangan.
Hasil pemilihan presiden ini akan diumumkan Kamis (21/6) besok.
Sebelumnya para jenderal di Dewan Tinggi Militer melalui mahkamah telah membubarkan parlemen dan mengembalikan kekuatan legislatif kepada mereka.
Kebijakan tersebut dinilai oposisi sebagai sebuah "kudeta militer".