Buruh Tolak Draf Permenakertrans Soal Outsourcing‏

Cuplik.Com - Jakarta - Desakan buruh menolak sistem outsourcing terus bergulir. Respon pemerintah melalui Kemnakertrans yang saat ini sedang menggodok peraturan tentang Outsourcing (OS) terus dipantau oleh buruh. Namun, isi draf tersebut dinilai masih sangat jauh dari tuntutan buruh yang diinginkan. Berikut klausul yang ditolak oleh buruh atas draf Peraturan Menteri yang saat ini sedang digagas.

Pertama. Ijin perusahaan OS diberikan di dinas tenaga kerja propinsi (tingkat I), dan perpanjangan di tingkat II. Kami meminta ijin di tingkat pusat, baik ijin pertama kali maupun perpanjangan.

"Kalau di tingkat pusat, berarti Kemenakertrans bisa lebih mengawasi perusahaan OS tersebut, dibandingkan kalau di tingkat I ataupun II," ujar Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Timboel Siregar, Rabu (10/10/12).

Kedua. Permenakertrasn tsb masih membuka peluang OS dilakukan di luar 5 jenis pekerjaan penunjang (pasal 17 ayat 4). Harusnya ditutup saja di 5 pekerjaan tsb yaitu security, catering, claening service, pekerjaan penunjang di pertambangan dan perminyakan, dan transportasi.

Ketiga. Draf Permenakertrans tersebut dinilai tidak mengakomodir secara pasti terhadatp putusan Mahkamah Konstitusi, yang mensyaratkan masa kerja diperhitungkan, tidak boleh ada diskriminasi upah, dan sebagainya.

"Permenakertrans harus mengadopsi point-point dalam putusan MK," tegasnya.

Keempat. Karena seringnya perusahaan OS tidak bertanggungjawab ketika terjadi PHK maka menurutnya seharusnya Permenakertrans terssebut memuat uang deposit yang dititipkan perusahaan OS ketika meminta ijin operasional.

"Dana deposit tersebut dicadangkan kalau ada masalah dan perusahaan OS tidak bertanggungjawab," jelasnya.

Kelima. Permenakertrans juga tidak memastikan pekerja OS dapat upah minimum sektoral tempat pekerja bekerja.

"Misalnya pekerja OS di sektor perbankan maka seharusnya dapat upah minimum sektoral perbankan. Bahwa selama ini pekerja OS hanya dapat upah minimum umum," pungkasnya.