Gerakan Mahasiswa Diduga Sudah Dibeli SBY

Cuplik.Com - Jakarta - Menyikapi berjalannya delapan Tahun pemerintahan SBY (2004-2012), Gerakan Mahasiswa dinilai sudah dibeli oleh SBY. Pasalnya, mahasiswa sudah tak lagi peduli terhadap jalannya pemerintahan SBY yang dinilai semakin menjauhkan rakyat dari kesejahteraan. Bahkan mahasiswa lebih suka berkompromi dengan pemerintah,

"Mahasiswa yang harusnya menjadi barisan oposisi mengkritisi pemerintah, kini justru bercengkrama mesra dengan pemerintah. Idealisme gerakan mahasiswa berbasiskan gerakan moral kini terasa mati suri bahkan seperti sudah terbeli," ujar Ketua Temu Aktivis Lintas Generasi(Taligeni), Jeppri F Silalahi, Senin (22/10/12).

Ia mengatakan itu berdasar atas penyikapannya terhadapa acara rekonsiliasi BEM Nusantara yang akan diselenggarakan hari ini di Jakarta, dihadiri 300 kampus.

"Menariknya para mahasiswa yang kerap mengkritisi pola hidup mewah dan pemborosan anggaran para pejabat negara ini ternyata tidak jauh beda prilakunya," jelasnya.

Pasalnya, menurut mantan aktivis Forkot ini, pertemuan tersebut akan memakan biaya milyaran rupiah. Pasalnya pertemuan yang akan dihadiri 300 kampus dengan peserta tiap kampus rata-rata terdiri dari 5 orang (ketua, sekretaris, bendahara dan dua ketua bidang) sehingga berjumlah 1500 orang.

"Jika rata-rata tiap orang diperkirakan habiskan biaya transpotasi, konsumsi dan akomodasi rata-rata sekitar Rp2 juta untuk 3 hari, maka total biaya pertemuan tersebut sekitar Tiga Milyar Rupiah. Itu masih di luar kebutuhan lain seperti foto copy makalah, ruang pertemuan dan lain-lain. Fantastis dari manakah mahasiswa mendapatkan anggaran sebesar itu?," paparnya.

Bukan hanya itu, kata dia, yang menjadi anehnya lagi pertemuan ini akan dihadiri Menko Perekonomian Hatarajasa, yang tidak ada kaitannya denagan kemahasiswaan, "karena dia (Hatta Rajasa) bukan menteri pemuda atau menteri pendidikan," terangnya.

Oleh karenanya ia sangat menyayangkan, jika Pertemuan ini murni tanpa kepentingan politik, Baiknya mahasiswa mengatakan kepada Hatta rajasa untuk mengurus perekonomian bangsa yang sedang morat marit dengan tingkat pengangguran yang tinggi, hutang luar negeri yang mencapai 1.950 trilyun, larinya investor karena kebijakan pemerintah yang sering kali tumpang tindih.

Meski begitu, ia tetap berdoa semoga apa yang dipikirannya salah. "Semoga kehadiran Hatta Rajasa memang untuk Rekonsiliasi bukan Konsolidasi dukungan menuju Capres 2014," tandasnya.