Bayi laki-laki yang lahir pada Kamis, 22 Nopember 2012, anak pertama dari pasangan pasutri Afif Rahman dan Unie Duniati ini mengaku diberikan sebagai saksi dan sekaligus harapan untuk menjawab kondisi negara saat ini.
Afif Rahman, yang juga aktivis asal Indramayu, Jawa Barat ini, selain melihat kondisi politik nasional dan internasional, juga sangat kesal dengan kondisi di daerah khususnya Indramayu, pasalnya demokrasi di Indramayu menurutnya telah mati, karena terjadi dinasti kepemimpinan.
"Harapannya, bayi ini lahir sebagai jawaban atas kondisi politik saat ini," ujarnya kepada cuplik.com, Sabtu, (24/11/12).
Afif menjelaskan, Nama "Revolusi" diberikan sebagai jalan yang pas untuk membenahi bobroknya negeri ini. Sementara nama "Jihad Rahman" sebagai nafas dan tujuan perjuangan yang dilakukan berdasarkan kepentingan rakyat dengan kasih sayang.
Afif, Jebolan hukum Yogyakarta itu saat ini juga aktif sebagai Ketua Front Pemuda Dermayu (FPD) dan aktif di beberapa organisasi lainnya seperti Barisan Oposisi Rakyat (BOR) Indramayu, Pos Bantuan Hukum Berbasis Masyarakat (PBHBM) Indramayu, dan lain-lain.
Sementara, menurut Ketua Federasi Serikat Buruh Pantura (FSBP), Abdul Kholik, melihat nama bayi itu, diharapkan tidak menirukan perilaku para penguasa yang tidak amanah terhadap rakyat, pasalnya menjadi birokrat sepatutnya harus diyakini sebagai jihad untuk berjuang mensejahterakan rakyat.
"Harapannya sih anak itu tidak menirukan seperti bapak-bapak (birokrat) yang ngrengkel (susah diingatkan)," tegasnya saat mendatangi bayi itu, kemarin sore.