Kondom tersebut, seperti dilaporkan News.com, baru-baru ini, teronggok di kantor Penanggulangan AIDS PNG. Kondom senilai 190.000 dolar Australia ini tidak dapat didistribusikan karena sangat berbahaya.
Jurubicara Menteri Kesehatan PNG Peter Barter menyatakan, pemerintah tengah menyelididki kemungkinan dugaan korupsi dan penyelewengan dalam pengadaan kondom tersebut.
"Kami menangani berbagai tuduhan korupsi dan salah urus (di sekretariat)," katanya.
Ada dugaan anggota Dewan dan oknum pemerintah PNG terlibat dalam pengadaan kondom bekas dan kedaluwarsa tersebut. Upaya lembaga swadaya masyarakat dan lembaga internasional untuk menyediakan kondom berkualitas juga dihalang-halangi.
AusAID dengan mitranya Koalisi HIV/AIDS PNG tengah mendatangkan kondom berkualitas.
"Kami sudah berpartisipasi untuk pencegahan AIDS sejak 1987. Kami juga memiliki jaringan distribusi kondom efektif sejak 1990-an," kata Dr Ann Clarke, manajer Koalisi HIV/AIDS PNG.
Sampai saat ini penderita HIV/AIDS di PNG tercatat berkisar antara 40 ribu hingga 60 ribu orang.