Menurut kabar tersebut, diprediksi, tata surya akan mengalami pengumpulan planet. Seluruh planet dalam tata surya akan berada sejajar dengan matahari sehingga bumi mengalami gerhana yang diakibatkan oleh planet Merkurius dan Venus. Bumi akan gelap, pemanasan selama tiga hari tak akan berjalan. Ini berakibat langsung pada tumbuh-tumbuhan secara umum.
Namun, informasi yang diklaim berasal dari Pimpinan NASA, Charles F. Bolden Jr., itu dibantah secara resmi oleh NASA. Dalam laman resminya, NASA membantah soal blackout itu.
"Tentu tidak. NASA serta lembaga ilmiah manapun tidak pernah memprediksi tentang blackout," tegas NASA.
NASA menambahkan bahwa tidak ada 'penyatuan alam semesta' yang akan menyebabkan blackout sebagaimana isu yang beredar. Adapun soal pesan dari Charles Bolden adalah menyangkut persiapan semua bangsa dan negara secara umum dalam menghadapi situasi darurat. Namun tak menyinggung sama sekali soal blackout.
Penyatuan planet tak akan terjadi dalam beberapa dekade mendatang. Jika terjadi pun, efeknya tak seberapa untuk bumi. NASA mencatat, penyatuan planet memang pernah terjadi pada 1962, 1982 dan 2000. Setiap bulan desember, bumi dan matahari berada pada titik tengah Tata Surya. Namun itu kejadian tahunan, dan tak berpengaruh apapun untuk Bumi.
Kemudahan mendapatkan informasi dan menyebarkannya di era digital ini semakin mudah. Namun, tampaknya perlu ada tanggung jawab agar informasi itu bermanfaat dan tak menimbulkan kepanikan seperti isu blackout ini.