Ibu Adalah Pendidik yang Terlupakan

Cuplik.Com - Jakarta - Selain sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, ternyata keluarga khususnya sosok Ibu adalah pendidik yang sangat berjasa untuk generasi penerus bangsa. Namun kadangkala Ibu dilupakan sebagai pendidik atau guru yang sebenarnya.

"Ada satu hal yang kita lupakan dalam pendidikan, yaitu pendidikan dalam keluarga. Seorang ibu, tanpa mengabaikan peran ayah, sangat berperan dalam mendidik dan mencetak anak-anaknya nanti akan jadi seperti apa. Ada ungkapan Arab yang berbunyi "al ummu madrasatun", ibu adalah "sekolah unggul"." Terang Anggota Komisi X (Pendidikan) DPR RI, Raihan Iskandar, Jumat (21/12/12).

Raihan menjelaskan, sosok ibu bukan hanya memberikan pendidikan terhadap anak saat lahir, tapi sejak usia kandungan empat bulan, sosok ibu sudah mulai memberi pendidikan dari seorang ibu.

"Hingga anak lahir ke dunia memasuki masa balita dan masuk lembaga pendidikan formal seperti Paud/TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi, namun pendidikan dari ibu tetaplah berjalan," jelasnya.

Politisi PKS ini juga menjelaskan, menengok sejarah Hari Ibu di Indonesia, ibu memiliki peranan sebagai pendidik bagi anak-anaknya sekaligus juga bagi bangsanya.

Hari Ibu 22 Desember ditetapkan pada kongres Perikatan Perkumpulan Isteri Indonesia pada tahun 1938. Ada dua keputusan dalam kongres tersebut, pertama, Hari Ibu dijadikan momentum untuk menyadarkan kembali tanggungjawab perempuan terhadap masyarakat dan keluarga; dan kedua, untuk menyerukan kaum perempuan agar bersatu dalam melawan penjajahan.

"Artinya kaum ibu saat itu siap membangun generasi yang kuat dan tangguh," tegasnya.

Adapun menyikapi banyaknya di Indonesia organisasi perempuan seperti gerakan PKK yang susunan kepengurusan dan keanggotaannya menjangkau seluruh wilayah Indonesia sampai ke tingkat RT (Rukun Tetangga-red.), Dharma Wanita, Majelis-majelis Ta'lim Kaum Ibu, dan lain sebagainya. Menurutnya organisasi-organisasi kaum ibu tersebut adalah aset strategis, karenanya perlu segera direvitalisasi dan digarap dengan serius.

"Momentum Hari Ibu adalah saat yang tepat untuk merevitalisasi arah gerakan para ibu Indonesia agar mampu mendidik anak-anaknya menjadi generasi penerus bangsa yang berkarakter serta menghambat terjadinya lost generation. Jangan sampai Hari Ibu dimaknai sekedar Mother's Day seperti di negara-negara Barat yang hanya memberikan kebebasan perempuan dan ibu dari tugas-tugas domestik selama 1 hari. Karena itu, Hari Ibu di Indonesia hendaknya menjadi refleksi tahunan bagi ibu, sudah sejauh manakah ibu berhasil menjadi "sekolah unggul". Selamat Hari Ibu!", tutup Raihan.