"Santri harus semakin banyak masuk ke ruang kebijakan, ruang kenegaraan," ujar Heryawan dalam sambutan Haul Yusuf Tauzirie di Kompleks Yayasan Darussalam, Wanaraja, Garut, Kamis (3/1/13).
Dengan masuk ke ruang kebijakan, santri akan lebih bisa membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. "Banyak hal yang bisa diselesaikan oleh kekuasaan dengan Quran, dibanding Quran tanpa kekuasaan," jelas gubernur yang biasa disapa Aher.
Dulu semasa zaman perjuangan dan persiapan kemerdekaan, ummat Islam berada di barisan terdepan melawan penjajahan. Termasuk juga para perumus kemerdekaan yang tergabung dalam BPUPKI dan PPKI. "Itu mayoritas para santri dan ulama," tegasnya.
Sayangnya, setelah merdeka, para pejuang justru kembali masuk pesantren. Idealnya mereka tetap di ruang kenegaraan.
"Untuk itu saatnyalah generasi santri sekarang yang turut mengisi kemerdekaan. Komponen terbesar bangsa harus memiliki porsi yang besar juga dalam mewarnai kebijakan," jelasnya.
Aher pun mengajak agar santri mulai menyiapkan diri dengan pengetahuan dan keahlian agar bisa masuk ke pemerintahan. Pilihan lainnya adalah santri harus jadi saudagar. "Santri harus kaya, tidak ada pertentangan antara Islam dan kekayaan," ujaranya.
Dengan kekayaan peluang masuk surga lebih besar, dengan membelanjakannya di jalan yang benar. "Sembilan dari 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga secara terang-terangan adalah sahabat yang kaya. Karena dengan kekayaannya mereka lebih banyak bermanfaat bagi ummat," paparnya.