Dia menambahkan, "Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebuah negara seperti Uni Emirat Arab menentang pemerintahan baru Mesir pimpinan Muhammad Mursi, dan memberi dukungan kepada oposisi. Salah satu faktornya adalah proyek perluasan wilayah Terusan Suez yang merupakan salah satu agenda kerja Mursi. Pasalnya, proyek itu akan menjadi bencana terbesar bagi ekonomi UEA khususnya Dubai, karena ekonomi negara itu bergantung pada jasa bukan produksi."
Terusan Suez memiliki posisi internasional yang strategis serta jauh lebih baik dari kota terpencil seperti Dubai yang terletak di dalam Teluk Persia. Lebih dari itu, Terusan Suez dapat ditutup kapanpun jika terjadi konflik dengan Iran. Sumur-sumur minyak UEA, kata Chomsky, berpusat di Abu Dhabi. Setiap emirat di UEA hanya memiliki kekayaan alam, dan Dubai adalah emirat dengan kekayaan alam termiskin. Oleh karena itu, secara umum tumpuan utama Dubai adalah jasa dan pelayanan yang diberikan kepada orang lain. Tak ayal lagi proyek perluasan Terusan Suez akan melumpuhkan ekonomi Dubai dari sekarang sampai 20 tahun mendatang.
Intelektual Yahudi ini menegaskan, "UEA adalah salah satu negara Arab yang secara politik dan intelejen paling bersandar kepada jaringan spionase rezim Israel, Mossad dan agen intelejen AS, CIA."
Kebergantungan UEA kepada agen-agen intelejen itu nampak jelas terutama setelah realisasi proyek jasa pasca kembalinya Hongkong ke Cina dan meroketnya pertumbuhan ekonomi macan-macan Asia. Akan tetapi ketergantungan intelejen ini perlahan-lahan akan terkikis seiring dengan tersingkirnya ekonomi UEA akibat perluasan Terusan Suez. Ini karena meningkatnya transaksi perdagangan di UEA.
Menurut Chomsky UEA adalah negara Arab yang memiliki hubungan dagang yang hangat dengan Iran, dan jika terjadi perang antara Iran-Amerika, dan pusat perdagangan dipindahkan dari Dubai ke Mesir, tanpa dukungan serangan udara AS seluruh infrastruktur UEA akan hancur. Setelah itu perusahaan-perusahaan AS datang dan akan membangun kembali infrastruktur itu dengan uang UEA yang ada di bank-bank AS.
"Jika militer Mesir mampu menyelesaikan proyek besar di wilayah Terusan Suez ini, negara itu akan menjadi salah satu negara ekonomi maju. Pada saat itu sistem budaya dan pendidikan di Mesir harus maju juga agar sejalan dengan kebangkitan yang akan datang," tandasnya. (indonesian.irib)