Nama Korban Pemerkosaan Di India Bakal Diabadikan Jadi UU

Cuplik.Com - India - Peristiwa tragis yang menimpa seorang mahasiswi di India beberapa waktu lalu terus mendapat kecaman dan keprihatinan publik India dan dunia. Gelombang unjuk rasa menuntut penguatan sistem keamanan di India terus berlanjut. Otoritas setempat akan mengabadikan nama korban sebagai undang-undang (UU) anti-pemerkosaan.

Ayah korban, Badri Singh Pandey sudah mengijinkan nama putrinya untuk dipakai sebagai inspirasi. Badri mengatakan bahwa putrinya yang saat peristiwa berumur 23 tahun itu merupakan perempuan pemberani.

"Namanya Jyoti Singh Pandey. Biar dunia tahu bahwa anak saya tidak salah. Dia meninggal saat mempertahankan dirinya," ungkap Badrey, dikutip dari berbagai sumber.

Jyoti merupakan korban pemerkosaan bergilir oleh sekelompok geng pria di bus pada 16 Desember lalu. Mahasiswi psikoterapi ini juga dipukul dengan tongkat besi sehingga mengalami kerusakan organ parah. Jyoti telah berjuang meski akhirnya dia meninggal di rumah sakit Singapura akibat gagal fungsi organ, 28 Desember kemarin.

Menteri Pendidikan India, Shashi Taroor mengusulkan agar nama Jyoti dipakai sebagai nama undang-undang baru yang mengatur tentang anti-pemerkosaan. UU tersebut nantinya bisa mempercepat sistem peradilan dalam menangani kasus pemerkosaan. Ancaman hukuman dari UU ini salah satunya adalah dikebiri.India juga bakal menambah polisi wanita di setiap kantor polisi. Saat ini jumlah polwan di India masih minim.

Polisi sudah menangkap enam tersangka termasuk sopir bus. Lima diantaranya didakwa melakukan pemerkosaan dan pembunuhan dengan ancaman hukuman mati. Sementara satu tersangka masih dibawah umur, sehingga menurut hukum India, tidak bisa dikenai pasal pembunuhan.