Pemimpin oposisi Henrique Capriles, seperti dilansir BBC Indonesia Kamis (10/12013) menerima keputusan itu meski mengatakan bahwa hal itu tidak akan mengakhiri ketidakjelasan politik di Venezuela. Capriles juga meminta para pendukungnya untuk menahan diri dari upaya menggelar aksi massa dalam protes atas keputusan mahkamah.
"Kami tidak akan membiarkan rakyat kami turun ke jalan untuk melawan pendukung mereka (partai penguasa), dan untuk jelasnya, ini bukan tanda kelemahan tetapi tanda bahwa kami membangun jalan menuju negara yang lebih baik,'' katanya.
Sebelumnya, Majelis Nasional dalam pemungutan suara memutuskan memberikan waktu yang dibutuhkan bagi Chavez untuk bisa kembali pulih.
Presiden Mahkamah Agung Luisa Estella Morales mengatakan ''tidak masuk akal'' untuk menyatakan perawatan Chavez di Kuba sebagai abstain yang tidak sah. Dia mengatakan bahwa sumpah jabatan bisa dilakukan di kemudian hari, sebagaimana yang dimuat dalam konstitusi, dan Chavez yang terpilih kembali sebagai presiden telah menjamin ''kelanjutan'' dalam pemerintahan.
Dalam sebuah pernyataan di televisi, Morales membacakan keputusan bulat yang disepakati oleh panel tujuh hakim yang menangani isu konstitusi. Dia mengatakan ada perbedaan yang jelas diantara tindakan mengambil sumpah dan permulaan sebuah mandat masa jabatan baru. Mahkamah Agung dalam pertimbangannya menyatakan bahwa sumpah jabatan adalah formalitas yang penting, tetapi tidak diperlukan untuk memulai masa jabatan baru.
Dia mengatakan bahwa upacara sumpah jabatan tanpa diragukan akan terjadi.
"Tetapi untuk saat ini, kami tidak bisa mengatakan kapan, bagaimana, atau dimana dia (presiden) akan disumpah,'' kata Morales.